Apa Tanggung Jawab Agen Pembaru Terhadap Konsekuensi?
Berikut dijelaskan dalam Sistem Pengetahuan Sosial artikel tentang tanggung jawab agen pembaru terhadap konsekuensi. Semoga dapat memberikan manfaat untuk para pembaca. Selamat Belajar...>>>
Sudah pasti bahwa insiden-insiden seperti kapak baja dan suku Yir Yoront itu merupakan tanggung jawab lembaga-lembaga pembaharuan (begitu juga peneliti ilmu sosial). Jika agen pembaru kenal betul dengan sistem klien, mereka akan dapat menaksir dengan keakuratan yang lebih besar konsekwensi-konsekwensi yang diakibatkan pengintroduksian suatu inovasi.
Kemampuan untuk menaksir konsekwensi secara akurat dapat dikembangkan tentunya dengan trial dan eror. Trial dan eror adalah cara yang paling mahal ditilik dari pemborosan sumber manusiawi dan hancurnya kebudayaan. Suatu teknik yang maju untuk menaksir konsekwensi terdiri dari penyelidikan yang luas/mendalam terhadap kondisi-kondisi sistem penerima, diikuti dengan program pilot untuk menguji pasar dimana inovasi itu diperkenalkan dalam skala kecil. Pendekatan ini terbukti lebih murah daripada pengenalan inovasi secara membabi buta dalam skala yang luas, berdasarkan pengharapan yang kabur dari agen pembaru yang mengira bahwa ia telah menaksir dengan tepat sifat-sifat konsekuensi inovasi.
Para agen pembaru harus ingat bahwa hasil jangka pendek dan akibat jangka panjang dari suatu inovasi mungkin sangat berbeda dan kadang-kadang bertentangan. Secara moral apakah dapat disalahkan meminta klien mentolerir konsekwensi-konsekwensi jangka pendek yang diinginkan jika konsekwensi jangka panjang sangat diinginkan? Misalnya, perhatikanlah pengintroduksian televisi di AS pada akhir tahun 940 dan awal tahun 1950-an. Inovasi komunikasi ini mempunyai suatu efek segera terhadap kehidupan keluarga karena pemirsa kelompok terutama pada sore hari, cepat menjadi suatu acara hiburan secara nasional. Tetapi sedikit orang yang mengantisipasi pengaruh jangka panjang dari medium komunikasi yang sangat menarik ini terhadap penduduk AS hmpir 20 tahun setelah pengenalan pertamanya, para komentator sosial menyatakan bahwa kekerasan yang disajikan di layar TV berpengaruh yang merugikan pada kesejahteraan mental dan moral anak muda, layanan untuk beberapa pecandu sport dirugikan yang lain terbantu dengan kehadiran TV, dan teknik kampanye politik secara nasional telah berubah.
Para agen pembaru punya beberapa tingkat kontrol terhadap konsekwensi-konsekwensi yang timbul, apakah itu jangka pendek atau jangka panjang. Tentu saja, intensitas usaha promosional dengan mana suatu inovasi diperkenalkan ke dalam sistem sosial berkaitan dengan kecepatan terjadinya konsekwensi. Pertanyaan besar yang harus dipertimbangkan oleh agen pembaru adalah kecepatan perubahan yang ideal. Kecepatan perubahan yang manakah yang dapat segera dihasilkan dengan memperoleh keuntungan dan tidak mengakibatkan kejutan traumatik pada sistem klien, yang diikuti dengan konsekwensi-konsekwensi yang lebih negatif.
Ahli-ahli teoritis baik ilmi fisika maupun sosial membahas konsep keseimbangan. Keseimbangan adalah kecenderungan suatu sistem untuk mencapai keseimbangan antara berbagai operasi didalam dan terhadap sistem itu. Terdapat tiga bentuk keseimbangan, yaitu :
1. Keseimbangan Yang Stabil
Terjadi ketika hampir tidak ada perubahan dalam struktur atau fungsi sosial. Suatu contoh adalah sebuah bola yang berada pada dasar kaleng yang berputar. Tekanan gravitasi memaksa bola itu berada pada posisi yang tetap. Contoh lain keseimbangan yang stabil adalah suatu jalan putar yang tanpa ada jalan lintasnya, tidak ada mobil yang bergerak maju. Barangkali desa tradisional yang terasing sama sekali merupakan analogi sosialnya, kecepatan berubahnya hampir nol.
2. Keseimbangan Yang Dinamis
Terjadinya jika kecepatan berubah dalam sistem sosial seimbang dengan kemampuan sistem itu untuk mengatasinya. Suatu contoh adalah sebuah bola yang berada di atas sebuah meja miring ke atas. Sedikit dorongan menggerakkannya ke posisi baru, dan kembali ketempat semula. Atau, ketika suatu inovasi diperkenalkan kepada suatu masyarakat petani, ide baru itu menyatu dalam pola cara-cara bertani, dan setingkat lebih baik produksi pertanian itu dicapai. Yang demikian itu menunjukkan perubahan yang terjadi dalam sistem dalam keseimbangan yang dinamis, ia terjadi dalam kecepatan dimana sistem itu memungkinkan untuk menyesuaikan diri.
3. Ketakseimbangan
Terjadi jika kecepatan perubahan itu begitu cepatnya sehingga tak dapat diikuti oleh sistem sosial. Analoginya adalah suatu jalan simpang yang terlalu banyak mobil di dalamnya, semua berhenti, macet. Perpecahan sosial yang menyertai ketakseimbangan menunjukkan ia sebagai suatu cara yang menyusahkan dan tidak efisien bagi perubahan yang terjadi dalam suatu sistem.
Tujuan jangka panjang perubahan yang direncanakan adalah untuk menghasilkan suatu kondisi keseimbangan yang dinamis pada sistem penerimaannya. Inovasi-inovasi hendaknya diperkenalkan kedalam sistem dalam kecepatan yang dipertimbangkan, seimbang dengan kemampuan sistem itu untuk menyesuaikan pada perubahan. Speerti kaleng air yang dengan lubang masuk dan lubang keluar yang bisa menerima air dalam jumlah besar tanpa tumpah, sistem sosial bisa berubah dari tradisional ke modern tanpa gangguan traumatil jika kecepatan berubah yang tepat diperoleh. Tetapi mengukur kecepatan perubahan yang begitu itu sangat sulit.
Sudah pasti bahwa insiden-insiden seperti kapak baja dan suku Yir Yoront itu merupakan tanggung jawab lembaga-lembaga pembaharuan (begitu juga peneliti ilmu sosial). Jika agen pembaru kenal betul dengan sistem klien, mereka akan dapat menaksir dengan keakuratan yang lebih besar konsekwensi-konsekwensi yang diakibatkan pengintroduksian suatu inovasi.
Kemampuan untuk menaksir konsekwensi secara akurat dapat dikembangkan tentunya dengan trial dan eror. Trial dan eror adalah cara yang paling mahal ditilik dari pemborosan sumber manusiawi dan hancurnya kebudayaan. Suatu teknik yang maju untuk menaksir konsekwensi terdiri dari penyelidikan yang luas/mendalam terhadap kondisi-kondisi sistem penerima, diikuti dengan program pilot untuk menguji pasar dimana inovasi itu diperkenalkan dalam skala kecil. Pendekatan ini terbukti lebih murah daripada pengenalan inovasi secara membabi buta dalam skala yang luas, berdasarkan pengharapan yang kabur dari agen pembaru yang mengira bahwa ia telah menaksir dengan tepat sifat-sifat konsekuensi inovasi.
Para agen pembaru harus ingat bahwa hasil jangka pendek dan akibat jangka panjang dari suatu inovasi mungkin sangat berbeda dan kadang-kadang bertentangan. Secara moral apakah dapat disalahkan meminta klien mentolerir konsekwensi-konsekwensi jangka pendek yang diinginkan jika konsekwensi jangka panjang sangat diinginkan? Misalnya, perhatikanlah pengintroduksian televisi di AS pada akhir tahun 940 dan awal tahun 1950-an. Inovasi komunikasi ini mempunyai suatu efek segera terhadap kehidupan keluarga karena pemirsa kelompok terutama pada sore hari, cepat menjadi suatu acara hiburan secara nasional. Tetapi sedikit orang yang mengantisipasi pengaruh jangka panjang dari medium komunikasi yang sangat menarik ini terhadap penduduk AS hmpir 20 tahun setelah pengenalan pertamanya, para komentator sosial menyatakan bahwa kekerasan yang disajikan di layar TV berpengaruh yang merugikan pada kesejahteraan mental dan moral anak muda, layanan untuk beberapa pecandu sport dirugikan yang lain terbantu dengan kehadiran TV, dan teknik kampanye politik secara nasional telah berubah.
Para agen pembaru punya beberapa tingkat kontrol terhadap konsekwensi-konsekwensi yang timbul, apakah itu jangka pendek atau jangka panjang. Tentu saja, intensitas usaha promosional dengan mana suatu inovasi diperkenalkan ke dalam sistem sosial berkaitan dengan kecepatan terjadinya konsekwensi. Pertanyaan besar yang harus dipertimbangkan oleh agen pembaru adalah kecepatan perubahan yang ideal. Kecepatan perubahan yang manakah yang dapat segera dihasilkan dengan memperoleh keuntungan dan tidak mengakibatkan kejutan traumatik pada sistem klien, yang diikuti dengan konsekwensi-konsekwensi yang lebih negatif.
Ahli-ahli teoritis baik ilmi fisika maupun sosial membahas konsep keseimbangan. Keseimbangan adalah kecenderungan suatu sistem untuk mencapai keseimbangan antara berbagai operasi didalam dan terhadap sistem itu. Terdapat tiga bentuk keseimbangan, yaitu :
1. Keseimbangan Yang Stabil
Terjadi ketika hampir tidak ada perubahan dalam struktur atau fungsi sosial. Suatu contoh adalah sebuah bola yang berada pada dasar kaleng yang berputar. Tekanan gravitasi memaksa bola itu berada pada posisi yang tetap. Contoh lain keseimbangan yang stabil adalah suatu jalan putar yang tanpa ada jalan lintasnya, tidak ada mobil yang bergerak maju. Barangkali desa tradisional yang terasing sama sekali merupakan analogi sosialnya, kecepatan berubahnya hampir nol.
2. Keseimbangan Yang Dinamis
Terjadinya jika kecepatan berubah dalam sistem sosial seimbang dengan kemampuan sistem itu untuk mengatasinya. Suatu contoh adalah sebuah bola yang berada di atas sebuah meja miring ke atas. Sedikit dorongan menggerakkannya ke posisi baru, dan kembali ketempat semula. Atau, ketika suatu inovasi diperkenalkan kepada suatu masyarakat petani, ide baru itu menyatu dalam pola cara-cara bertani, dan setingkat lebih baik produksi pertanian itu dicapai. Yang demikian itu menunjukkan perubahan yang terjadi dalam sistem dalam keseimbangan yang dinamis, ia terjadi dalam kecepatan dimana sistem itu memungkinkan untuk menyesuaikan diri.
3. Ketakseimbangan
Terjadi jika kecepatan perubahan itu begitu cepatnya sehingga tak dapat diikuti oleh sistem sosial. Analoginya adalah suatu jalan simpang yang terlalu banyak mobil di dalamnya, semua berhenti, macet. Perpecahan sosial yang menyertai ketakseimbangan menunjukkan ia sebagai suatu cara yang menyusahkan dan tidak efisien bagi perubahan yang terjadi dalam suatu sistem.
Tujuan jangka panjang perubahan yang direncanakan adalah untuk menghasilkan suatu kondisi keseimbangan yang dinamis pada sistem penerimaannya. Inovasi-inovasi hendaknya diperkenalkan kedalam sistem dalam kecepatan yang dipertimbangkan, seimbang dengan kemampuan sistem itu untuk menyesuaikan pada perubahan. Speerti kaleng air yang dengan lubang masuk dan lubang keluar yang bisa menerima air dalam jumlah besar tanpa tumpah, sistem sosial bisa berubah dari tradisional ke modern tanpa gangguan traumatil jika kecepatan berubah yang tepat diperoleh. Tetapi mengukur kecepatan perubahan yang begitu itu sangat sulit.
Sekian artikel tentang tanggung jawab agen pembaru terhadap konsekuensi. Semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk para pembaca sistem pengetahuan sosial. Semangat belajar dan tetap ikuti kami di http://sistempengetahuansosial.blogspot.com/.
Sumber Referensi :
Akhmad Sudrajat, 2008. Difusi Inovasi. Let ’s Talk About Educational. File: //F:I Difusi Inovasi.
Cangara, H. 2009. Pengantar IlmuKomunikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rangkuti, P. 2007. Jaringan komunikasiPetani Dalam Adopsi InovasiTeknologi Pertanian.
Rogers, E. M. 1983. Diffusion ofInnovations. Third Edition. New York: The Free Press.
Soekartawi. 1988. Prinsip DasarKomunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Jakarta.
Wiraatmaja, 1983. Penyuluhan Pertanian. Direktorat Pendidikan Menengah. Jakarta
Young, H Peyton. 2009. “InnovationDiffusion in HeterogeneousPopulations:
Cangara, H. 2009. Pengantar IlmuKomunikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rangkuti, P. 2007. Jaringan komunikasiPetani Dalam Adopsi InovasiTeknologi Pertanian.
Rogers, E. M. 1983. Diffusion ofInnovations. Third Edition. New York: The Free Press.
Soekartawi. 1988. Prinsip DasarKomunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Jakarta.
Wiraatmaja, 1983. Penyuluhan Pertanian. Direktorat Pendidikan Menengah. Jakarta
Young, H Peyton. 2009. “InnovationDiffusion in HeterogeneousPopulations: