Bapak Filsafat Modern; Rene Descartes
Kali ini dalam sistem pengetahuan sosial, akan dibahas tentang rene descartes; bapak filsafat modern. berikut deskripsi biografi dari descartes.
Rene Descartes lahir di Perancis 31 maret tahun 1596 dan belajar di salah satu sekolah di mana dia jengkel mendengar filsafat Aristoteles tapi senang ikut kuliah aljabar dan ilmu ukur. Minatnya untuk ilmu-ilmu eksakta mengarahkan pikirannya dan hidupnya: meniadakan prasangka-prasangka dari masa mudanya. Dia dianggap perintis dari pikiran modern di Eropa karena dia mencoba memberi interpretasi metafisik dari bayangan dunia yang berdasar perkembangan ilmu sesudah Galilei dan juga karena dia menjadi perintis dari ideologi demokratis individualistis sesudah feodalisme mulai hilang dan dunia borjuis mulai berkembang.
Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Ayah Descartes adalah ketua Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang cukup luas (borjuis). Ketika ayah Descartes meninggal dan menerima warisan ayahnya, ia menjual tanah warisan itu, dan menginvestasikan uangnya dengan pendapatan enam atau tujuh ribu franc per tahun. Dia bersekolah di Universitas Jesuit di La Fleche dari tahun 1604-1612, yang tampaknya telah memberikan dasar-dasar matematika modern walaupun sebenarnya pendidikan itu bidang hukum. Pada tahun 1612, dia pergi ke Paris, namun kehidupan sosial di sana dia anggap membosankan, dan kemudian dia mengasingkan diri ke daerah terpencil di Prancis untuk menekuni Geometri, nama daerah terpencil itu Faubourg. Teman-temannya menemukan dia di tempat perasingan yang ia tinggali, maka untuk lebih menyembunyikan diri, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi tentara Belanda (1617). Ketika Belanda dalam keadaan damai, dia tampak menikmati meditasinya tanpa gangguan selama dua tahun. Tetapi, meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun mendorongnya untuk mendaftarkan diri sebagai tentara Bavaria (1619). Di Bavaria inilah selama musim dingin 1619-1620, dia mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode (Russel, 2007:733). Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Sesudah dia belajar hukum di Poitiers dia bertemu dengan Dr. Beeck di negeri Belanda yang menjadi teman dalam percakapan tentang ilmu pasti. Istilah garis-garis certesis (ordinat-ordinat) berasal dari nama Descartes. Dia juga mempelajari optika dan fisika. Dia meninggal di Swedia pada tahun 1650.
Descartes terutama memikirkan persoalan bagaimana pikiran kita didasarkan, bagaimana kita bisa memisahkan kebenaran dari yang tak benar dan memberi keputusan tentang hal yang dialami dan merasa pasti dan yakin kalau memutuskan. Logika Aristoteles tidak berguna bagi Descartes: dalam interpretasi klasik dari Logika itu semua particularia dikuasai keputusan umum sehingga orang hanya belajar hal yang telah diketahui. Bagi Descartes ada satu ilmu pengetahuan yang pasti yaitu matematika sehingga dia bermaksud merencanakan suatu matesis universalis yang menyelesaikan semua persoalan dengan metoda yang sama.
Kepastian itu tidak tergantung dari obyek yang dipelajari karena hal yang dialami bisa berubah sewaktu-waktu. Begitulah terjadi bahwa metoda Descartes mengembangkan aturan universal dari pikiran manusia dan tidak mewahyukan corak dari dunia yang dipelajari. Bagi Descartes hal itu dianggap mungkin karena roh kita mempunyai idea innata, ide yang sudah ada waktu kita lahir. Berdasar idea innata dan aturan dari pikiran yang logis kita mencapai pengetahuan yang pasti. Aturan yang logis itu ialah: jangan menerima hal yang tidak eviden, uraikanlah persoalan menjadi unsur-unsur persoalan, susunlah pikiran mulai dengan yang sederhana naik sampai yang lebih sukar dan menjadi yakin bahwa ada aturan dan corak juga kalau corak itu tidak dilihat. Kesatuan dan universalitas ilmu pengetahuan ialah kesatuan dan universalitas dari roh manusia. Formalisme dari logika abstrak tidak berguna bagi ilmu. Ilmu pengetahuan berdasar intuisi dari subyek pengetahuan yang hanya mengaku benar hal yang menampakkan dirinya dalam ide yang nyata dan jelas, les idees clairs et distincts. Jelas artinya sifat obyek yang dengan terang menampakkan dirinya, idea distincts ialah ide yang diuraikan sampai unsur yang terakhir.
Descartes mencari suatu dasar bagi metoda itu. Bagaimana saya bisa tahu bahwa hal yang menampakkan dirinya dengan jelas pada mata rohani ialah hal yang betul-betul terdapat dalam dunia luar, bagaimana saya tahu bahwa itu bukan impian ?
Buku Descartes yang disebut Meditationes menyelesaikan persoalan itu dengan menutup dunia pikiran dan menghilangkan pintu keluar. Saya bisa meragukan segala hal, kata Descartes, juga kenyataan tema-tema ilmu pasti bisa dianggap permainan setan yang menipu roh saya, sehingga saya berpendapat mengetahui kebenaran pada hal saya menikmati khayalan-khayalan saja. Tapi satu hal tidak mungkin bagi setan : meniadakan pikiran. Saya bisa meragukan segala hal tapi merasa ragu-ragu artinya berpikir sehingga pikiran sendiri tidak bisa diragu-ragukan. Cogito tidak bisa disangkal dan kalau saya berpikir saya juga ada: Cogito ergo sum. Tapi berdasar uraian itu belum jelas bahwa hal yang dipikirkan juga terdapat dalam dunia luar. Untuk hal itu harus dibuktikan adanya Tuhan yang mahakuasa yang menjadi jaminan untuk kebenaran pikiran kita. Eksistensi Tuhan harus dibuktikan berdasar pikiran dan tidak berdasar dunia luar yang masih diragu-ragukan. Untuk itu Descartes memakai demonstrasi ontologis dari Anselmus (yang menurut Kant harus ditolak karena tidak masuk akal). Dasar demonstrasi itu ialah keyakinan bahwa suatu subyek yang terbatas (manusia) tidak bisa menciptakan ide dari Hal yang Tak Terbatas karena sebab tidak bisa melebihi akibat. Kalau saya tidak bisa menciptakan ide itu memang jelas bahwa Tuhan menciptakan ide tersebut sehingga Tuhan ada. Kalau Tuhan Mahabaik menciptakan manusia dia tidak bisa menerima manusia menipu dirinya waktu saya yakin adanya suatu dunia luar.
Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Ayah Descartes adalah ketua Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang cukup luas (borjuis). Ketika ayah Descartes meninggal dan menerima warisan ayahnya, ia menjual tanah warisan itu, dan menginvestasikan uangnya dengan pendapatan enam atau tujuh ribu franc per tahun. Dia bersekolah di Universitas Jesuit di La Fleche dari tahun 1604-1612, yang tampaknya telah memberikan dasar-dasar matematika modern walaupun sebenarnya pendidikan itu bidang hukum. Pada tahun 1612, dia pergi ke Paris, namun kehidupan sosial di sana dia anggap membosankan, dan kemudian dia mengasingkan diri ke daerah terpencil di Prancis untuk menekuni Geometri, nama daerah terpencil itu Faubourg. Teman-temannya menemukan dia di tempat perasingan yang ia tinggali, maka untuk lebih menyembunyikan diri, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi tentara Belanda (1617). Ketika Belanda dalam keadaan damai, dia tampak menikmati meditasinya tanpa gangguan selama dua tahun. Tetapi, meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun mendorongnya untuk mendaftarkan diri sebagai tentara Bavaria (1619). Di Bavaria inilah selama musim dingin 1619-1620, dia mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode (Russel, 2007:733). Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Sesudah dia belajar hukum di Poitiers dia bertemu dengan Dr. Beeck di negeri Belanda yang menjadi teman dalam percakapan tentang ilmu pasti. Istilah garis-garis certesis (ordinat-ordinat) berasal dari nama Descartes. Dia juga mempelajari optika dan fisika. Dia meninggal di Swedia pada tahun 1650.
Descartes terutama memikirkan persoalan bagaimana pikiran kita didasarkan, bagaimana kita bisa memisahkan kebenaran dari yang tak benar dan memberi keputusan tentang hal yang dialami dan merasa pasti dan yakin kalau memutuskan. Logika Aristoteles tidak berguna bagi Descartes: dalam interpretasi klasik dari Logika itu semua particularia dikuasai keputusan umum sehingga orang hanya belajar hal yang telah diketahui. Bagi Descartes ada satu ilmu pengetahuan yang pasti yaitu matematika sehingga dia bermaksud merencanakan suatu matesis universalis yang menyelesaikan semua persoalan dengan metoda yang sama.
Kepastian itu tidak tergantung dari obyek yang dipelajari karena hal yang dialami bisa berubah sewaktu-waktu. Begitulah terjadi bahwa metoda Descartes mengembangkan aturan universal dari pikiran manusia dan tidak mewahyukan corak dari dunia yang dipelajari. Bagi Descartes hal itu dianggap mungkin karena roh kita mempunyai idea innata, ide yang sudah ada waktu kita lahir. Berdasar idea innata dan aturan dari pikiran yang logis kita mencapai pengetahuan yang pasti. Aturan yang logis itu ialah: jangan menerima hal yang tidak eviden, uraikanlah persoalan menjadi unsur-unsur persoalan, susunlah pikiran mulai dengan yang sederhana naik sampai yang lebih sukar dan menjadi yakin bahwa ada aturan dan corak juga kalau corak itu tidak dilihat. Kesatuan dan universalitas ilmu pengetahuan ialah kesatuan dan universalitas dari roh manusia. Formalisme dari logika abstrak tidak berguna bagi ilmu. Ilmu pengetahuan berdasar intuisi dari subyek pengetahuan yang hanya mengaku benar hal yang menampakkan dirinya dalam ide yang nyata dan jelas, les idees clairs et distincts. Jelas artinya sifat obyek yang dengan terang menampakkan dirinya, idea distincts ialah ide yang diuraikan sampai unsur yang terakhir.
Descartes mencari suatu dasar bagi metoda itu. Bagaimana saya bisa tahu bahwa hal yang menampakkan dirinya dengan jelas pada mata rohani ialah hal yang betul-betul terdapat dalam dunia luar, bagaimana saya tahu bahwa itu bukan impian ?
Buku Descartes yang disebut Meditationes menyelesaikan persoalan itu dengan menutup dunia pikiran dan menghilangkan pintu keluar. Saya bisa meragukan segala hal, kata Descartes, juga kenyataan tema-tema ilmu pasti bisa dianggap permainan setan yang menipu roh saya, sehingga saya berpendapat mengetahui kebenaran pada hal saya menikmati khayalan-khayalan saja. Tapi satu hal tidak mungkin bagi setan : meniadakan pikiran. Saya bisa meragukan segala hal tapi merasa ragu-ragu artinya berpikir sehingga pikiran sendiri tidak bisa diragu-ragukan. Cogito tidak bisa disangkal dan kalau saya berpikir saya juga ada: Cogito ergo sum. Tapi berdasar uraian itu belum jelas bahwa hal yang dipikirkan juga terdapat dalam dunia luar. Untuk hal itu harus dibuktikan adanya Tuhan yang mahakuasa yang menjadi jaminan untuk kebenaran pikiran kita. Eksistensi Tuhan harus dibuktikan berdasar pikiran dan tidak berdasar dunia luar yang masih diragu-ragukan. Untuk itu Descartes memakai demonstrasi ontologis dari Anselmus (yang menurut Kant harus ditolak karena tidak masuk akal). Dasar demonstrasi itu ialah keyakinan bahwa suatu subyek yang terbatas (manusia) tidak bisa menciptakan ide dari Hal yang Tak Terbatas karena sebab tidak bisa melebihi akibat. Kalau saya tidak bisa menciptakan ide itu memang jelas bahwa Tuhan menciptakan ide tersebut sehingga Tuhan ada. Kalau Tuhan Mahabaik menciptakan manusia dia tidak bisa menerima manusia menipu dirinya waktu saya yakin adanya suatu dunia luar.
Pikiran Descartes yang bergerak dalam subyektivitas pikiran manusia disyaratkan suatu dualisme: saya menjadi yakin bahwa saya suatu hal (suatu "benda”) yang berpikir. Kalau suatu potongan lilin kuubah bentuknya, saya menghilangkan bentuk dan dibawah pelbagai bentuk hanya terdapat "luasnya" yang murni, lilin.ialah suatu substansi yang mempunyai sifat luas. Pikiran saya tidak mungkin dianggap sebagai pikiran yang berdiri sendiri tapi harus dianggap sebagai aktivitas dari suatu jiwa yang berkemauan bebas sehingga bisa meragu-ragukan pelbagai hal. Saya juga suatu badan, suatu substansi dalam ruang yang menjadi nyata dalam cinta dan benci kalau jiwa dipengaruhi badan: manusia ialah hal dwitunggal dari jiwa dan badan. Pikiran Descartes itu selama berabad-abad mengacaukan ilmu jiwa, ilmu kedokteran dan filsafat. Leibniz dan Malebranche sewaktu Descartes masih hidup mencoba menyelesaikan teka-teki itu. Leibniz bertanya bagaimana mungkin suatu roh (jiwa) bisa menjalankan suatu benda (badan)? Dia mencoba menyelesaikan teka-teki itu dengan teori dari harmonia prestabilita.
Demikian artikel kami tentang rene descartes sebagai bapak filsafat modern, semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca. terima kasih dan tetap ikuti www.sistempengetahuansosial.com