Konsep Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Oleh: Otto Soemarwoto
Selamat datang kembali di sistem pengetahuan sosial., kali ini kami akan membagikan postingan tentang konsep pembangunan berwawasan lingkungan, ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, beserta contoh pembangunan berwawasan lingkungan. tapi sebelumnya mari kita menyimak awal mula pembangunan berwawasan lingkungan berikut ini.
Gagasan tentang pembangunan berwawasan lingkungan tumbuh pada waktu persiapan Konperensi Stokholm, yaitu pada akhir dasawarsa 1960-an dan permulaan tahun 1970-an. Gagasan itu diterima secara resmi dalam Konperensi tersebut. Istilah aslinya ialah 3eco-development1, yaitu pembangunan yang didasarkan pada pertimbangan ekologi sehingga pembangunan itu tidak merusak lingkungan. Dorongan untuk tumbuhnya gagasan itu ialah telah terjadinya banyak kerusakan lingkungan sebagai akibat pembangunan. Beberapa contoh ialah pencemaran oleh limbah tambang seng yang mengandung kadmium (Cd) dan limbah industri yang mengandung air raksa (Hg) di Jepang dan menimbulkan berturut-turut penyakit itai-itai dan penyakit Minamata, menyebarnya penyakit bilharziasis sebagai akibat pembuatan bendungan dan perluasan irigasi, ledakan hama kapas karena penggunaan pestisida dengan terus-menerus dan tercemarnya air susu ibu oleh racun hama DDT. Konperensi Stokholm telah menghasilkan banyak sekali resolusi yang pada dasarnya ingin agar pembangunan dapat berwawasan lingkungan. Namun sayangnya hingga sekarang resolusi dan gagasan pembangunan berwawasan lingkungan belum banyak diterapkan dan dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi bersamaan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula terjadilah kerusakan lingkungan yang makin parah.
[Pembangunan Berwawasan Lingkungan] Pada tahun 1987 terbitlah laporan Komisi Sedunia tentang Lingkungan dan Pembangunan (WCED = World Commission on Environment and Development), yang dikenal dengan nama Laporan Brundtland, karena ketuanya adalah Ny. Brundtland, perdana menteri Norwegia. Tema pokok Laporan Brundtland ialah pembangunan terlanjutkan (sustainable development (WCED, 1987). Walaupun tema ini sebenarnya bukanlah baru, misalnya kita telah mencantumkannya dalam Undang-undang Lingkungan Hidup kita tahun 1982, namun laporan itu merupakan dokumen politik yang sangat penting. Setelah laporan itu diterbitkan, tema pembangunan terlanjutkan menjadi buah bibir di seluruh dunia. Boleh dikata semua pemerintah menerimanya sebagai dasar kebijakan pembangunan. Demikian pula organisasi LSM. Walaupun demikian antara kata dan praktek ternyata masih terdapat perbedaan yang besar sehingga pembangunan berwawasan lingkungan dan pembangunan terlanjutkan masih merupakan dambaan yang diimpikan. Kerusakan lingkungan pun makin meningkat, misalnya, lubang ozon, pemanasan global, hujan asam dan kepunahan jenis secara massal.
[Pembangunan Berwawasan Lingkungan] Di dalam literatur terdapat banyak definisi tentang pembangunan terlanjutkan. artikel ini tidak dimaksudkan untuk memperdebatkan definisi tersebut. Di dalam artikel ini pembangunan terlanjutkan didefinisikan sebagai "pembangunan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan kita hari kini tanpa menghilangkan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka” (WCED, 1987). Definisi ini bermakna jangka panjang antar-generasi. [Pembangunan Berwawasan Lingkungan]
Manusia dan Lingkungan Hidupnya
Nah, Setelah menyimak gagasan tentang pembangunan berwawasan lingkungan selanjutnya mari menyimak pembahasan tentang manusia dan lingkungan hidupnya. Menurut para pakar geologi pada mulanya atmosfer alami mengandung kadar CO2 yang tinggi. Pada waktu itu intensitas efek rumah kaca juga tinggi sehingga suhu permukaan bumi adalah tinggi. O2 tidak ada dan dengan itu lapisan stratosfer tidak pula mengandung ozon sehingga sinar ultraviolet (UV) dari sinar matahari dengan leluasa sampai ke bumi. Oleh karena itu kehidupan hanya dimungkinkan di dalam air yang dalam.sehingga terlindung dari penyinaran UV Pada kira-kira 3,5 milyar tahun yang lalu mulailah berevolusi mahluk hidup yang berklorofil dan mulailah berjalan proses fotosintesis. Evolusi itupun berlanjut sehingga proses fotosintesis makin efisien. Dengan ini turunlah kadar karbon dalam atmosfer dan naiklah kadar O2 Dari O2 itupun melalui proses fotokimia terbentuklah ozon di stratosfer. Reaksi fotokimia pembentukan dan penguraian ozon yang membutuhkan energi tinggi dengan efektif menahan gelombang UV yang bergelombang pendek (UV-C) dan berenergi tinggi dan hanya sebagian kecil UV bergelombang panjang (UV-B) saja yang sampai ke bumi. Mahluk hidup pun dapat ber-evolusi ke daratan. [Pembangunan Berwawasan Lingkungan]
Walaupun demikian evolusi tidaklah berjalan linier, melainkan sejarah bumi menunjukkan adanya beberapa episode kepunahan massal. Pada 240 juta tahun yang lalu kepunahan massal menghapuskan 77% sampai 96% organisme laut. Kepunahan massal terakhir terjadi 60 juta tahun yang lalu (Wilson, 1989). Terdapat dua teori utama tentang sebab kepunahan massal yang akhir ini. Yang pertama ialah karena tabrakan bumi dengan sebuah benda langit dan yang kedua ialah kegiatan volkanik yang luar biasa. Baik teori tabrakan maupun teori volkanik mengasumsikan jadinya debu yang memblokir sinar matahari sehingga fotosintesis terhenti untuk waktu yang lama dan kebakaran besar yang mengakibatkan hujan asam yang dahsyat. Sebagai akibatnya terjadilah kepunahan massal jenis, termasuk berjenis dinosaurus. [Pembangunan Berwawasan Lingkungan]
Kepunahan besar ini juga mengakibatkan terpatahkannya dominasi hewan melata (reptilia) sehingga memberikan kesempatan pada hewan menyusui untuk berkembang yang pada akhirnya melahirkan manusia. Dilihat dari segi teori evolusi tanpa kepunahan massal itu manusia mungkin kini belum ada di bumi. Sudah barang tentu kebenaran asumsi ini dapat dipertanyakan dari segi agama. Dan memang, walaupun teori evolusi telah diterima secara luas di kalangan ilmiah maupun awam, namun masih banyak pula yang mempertanyakan kebenarannya (misalnya, Bucaille, 1989; Nasr, 1968).
[Pembangunan Berwawasan Lingkungan] Dari uraian di atas nampaklah, mahluk hidup terbentuk oleh lingkungannya, tetapi sebaliknya makhluk hidup juga membentuk lingkungannya. Lingkungan itu karena aktivitas mahluk hidup mengalami evolusi dan sejajar dengan itu juga terjadi evolusi penyesuaian diri mahluk hidup dengan lingkungan yang baru. Terjadilah suksesi jenis mahluk hidup sejajar dengan perubahan lingkungan. Manusia pun terbentuk oleh dan membentuk lingkungannya. Dengan adanya umpan balik antara mahluk hidup dan lingkungan itu kondisi lingkungan terjaga untuk tetap sesuai untuk kehidupan mahluk hidup. Yang menjadi pertanyaan ialah walaupun dengan adanya umpan balik itu kondisi lingkungan dapat sesuai untuk mahluk hidup pada umumnya, apakah lingkungan itu akan tetap sesuai bagi manusia pada khususnya? Sejarah bumi menunjukkan, telah terjadinya kepunahan banyak jenis mahluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan. Oleh karena itu dari segi ekologi tidak ada alasan mengapa manusia tidak dapat punah. Ditinjau dari segi ini manusia sebenarnya lebih rentan daripada tumbuhan, jasad renik dan hewan yang merupakan rantai dalam arus energi dari matahari dan daur materi, Tumbuhan, jasad renik dan hewan dapat hidup tanpa manusia, tetapi manusia tak dapat hidup tanpa tumbuhan. Karena itu seyogyanyalah kita menundukkan kepala kita dan bersikap lebih rendah hati.
Oleh karena tidak ada jaminan tidak akan punahnya manusia, sudah seharusnyalah kita berusaha agar dalam usaha kita untuk memenuhi kebutuhan kita lingkungan tetap dapat sesuai untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat hidup yang makin baik. Itulah hakekat pembangunan berwawasan lingkungan dan pembangunan terlanjutkan. Dengan usaha ini lingkungan akan tetap sesuai pula untuk kehidupan pada umumnya. Ini merupakan kewajiban etik kita: memberi kesempatan hidup kepada mahluk hidup lain. [Pembangunan Berwawasan Lingkungan]
Keprihatinan Lingkungan
Berikut ini adalah pembahasan tentang keprihatinan lingkungan yang menyangkut tentang pembangunan berwawasan lingkungan. Baik pada tingkat nasional, regional maupun global terdapat keprihatinan lingkungan. Karena keterbatasan waktu, artikel ini tidak akan menguraikan secara lengkap dan panjang lebar keprihatinan itu, melainkan hanya akan menyebutkan beberapa contoh yang menonjol saja yang telah atau akan mempunyai dampak yang amat penting pada manusia.
[Pembangunan Berwawasan Lingkungan] Udara, air dan tanah merupakan sumberdaya yang esensial bagi kehidupan manusia. Namun ketiga sumberdaya itu telah mengalami kerusakan yang parah. Pencemaran udara terdapat pada tingkat lokal sampai pada tingkat global.
Banyak kota yang udaranya telah tercemar. Pencemaran udara yang bersifat regional ialah hujan asam. Hujan asam dan percemaran oleh ozon telah menimbulkan kerusakan pada berjuta hektar hutan dan diperkirakan telah menurunkan hasil pertanian. Beribu danau telah mati karena asidifikasi oleh hujan asam. Hujan asam telah merusak pula gedung-gedung dan monumen yang bersejarah di Eropa, terutama yang terbuat dari marmer.
Pencemaran udara yang bersifat global ialah yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global dan lubang ozon. Pemanasan global ialah peristiwa terjadinya kenaikan suhu permukaan bumi oleh karena naiknya intensitas efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gas rumah kaca (GRK). GRK yang penting ialah CO2, CFC, ozon, metan dan N2O. CO2 berasal dari semua jenis pembakaran. Penyebab utama kenaikan kadar CO2 ialah pembakaran bahan bakar fosil (BBF), yaitu BBM, gas bumi dan batu bara, dalam pembangkitan energi dan transpor. Sumber lain yang penting ialah penebangan dan pembakaran hutan. CFC merupakan gas buatan manusia yang sangat banyak digunakan dalam industri, mesin pendingin dan aerosol Ozon sebagian terbentuk dalam alam dan sebagian Iagi merupakan hasil fotokimia beberapa gas buangan mesin. Metan terbentuk dalam alam, antara lain, pada rawa, sawah, rayap dan dalam perut ternak. NO2 berasal dari aktivitas mikroba.
Pemanasan global dikhawatirkan akan mengubah iklim dunia, antara lain, perubahan pola hujan serta kenaikan intensitas dan frekuensi badai dan taufan. Kenaikan suhu juga dikhawatirkan akan menaikkan permukaan laut sehingga pantai yang rendah akan tergenang dan akan merusak tambak, pemukiman dan kota di daerah itu.
Lubang ozon ialah istilah populer untuk menurunnya kadar ozon di stratosfer. Penyebab utamanya ialah gas CFC. Dengan terjadinya lubang ozon dikhawatirkan penderita kanker kulit dan penyakit mata katarak akan bertambah. Sistem kekebalan tubuh juga akan terganggu. Badan air juga banyak yang mengalami pencemaran. Di atas telah diuraikan adanya beribu danau di Eropa dan Amerika Utara yang mengalami asidifikasi oleh hujan asam. Pencemaran juga banyak terjadi oleh limbah rumah tangga, pertanian, peternakan dan industri. Tidak saja air permukaan, air tanah pun telah tercemar di banyak tempat. Di samping itu penggunaan air yang berlebihan telah menyebabkan turunnya permukaan air tanah sehingga mengakibatkan keamblesan dan intrusi air laut, misalnya di Jakarta dan Bangkok.
Tanah pun mengalami kerusakan. Erosi yang berat terjadi di banyak negara. Bahkan penggurunan terjadi di Asia, Afrika, Amerika, Australia dan Eropa. Erosi yang berat mengakibatkan tingginya kandungan sedimen dalam sungai sehingga terjadi pendangkalan alur sungai, danau, waduk dan saluran irigasi. Pendangkalan alur sungai menaikkan pula risiko terjadinya banjir. Masalah erosi, penggurunan dan banjir berkaitan dengan rusaknya hutan dan vegetasi lain. Pada waktu ini usaha untuk mengatasi masalah di atas lebih dititikberatkan pada matra teknologi dan kurang pada matra teknologi, yaitu matra sosial-budaya. [Pembangunan Berwawasan Lingkungan]
Demikianlah artikel tentang konsep pembangunan berwawasan lingkungan, ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan, beserta contoh pembangunan berwawasan lingkungan yang dapat kami bagikan pada postingan kali ini, semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca. terima kasih dan tetap ikuti artikel kami lainnya di http://www.sistempengetahuansosial.com/. Salam Jumpa.