klik saja

Ekosistem Perairan

Posted by

Mengenal Ekosistem Perairan

Kali ini dalam sistem pengetahuan sosial., kita akan mempelajari tentang ekosistem perairan dan beberapa faktor yang menyebabkan kualitas ekosistem perairan menurun. semoga artikel ini dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca. selamat menyimak ekosistem perairan berikut ini..
Suatu ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dimana karbon nitrogen, fosfor dan unsur-unsur pembentuk organisme hidup lainnya barsirkulasi antara satuan-satuan hayati dan non hayati. Istilah "akuatik" menunjukkan bahwa berbeda dengan ekosistem terrestrial dimana medium hidup adalah udara medium hidup pada suatu ekosistem aquatik adalah air.
Air merupakan medium untuk hidup yang baik karena beberapa hal antara lain dapat disebut :
  1. Panas jenis air yang tinggi
  2. Panas penguapan yang tinggi
  3. Panas pelelehan yang tinggi
  4. Densitas maksimum pada 4 derajat celcius
  5. Sifat tembus cahaya
  6. Larutnya bermacam garam biogenik dalam air
  7. Larutnya oxygen (O2) dan Karbondioksida (C02) dalam air
Sama halnya dengan di daratan, di perairanpun pada produser terdiri dari tumbuhan. Produser pada ekosistem perairan dalam adalah organisme nabati berukuran renik yang tidak mampu melakukan perlawanan terhadap gerakan arus dan gelombang. Di daerah pantai produser juga terdiri makrobita (sea weed, sea grasses, marish grasses, mangroves). Dengan menggunakan cahaya matahari yang dapat menembus permukaan ekosistem perairan, tumbuhan air, melalui proses fotosintesis merubah garam-garam anorganik tertentu yang larut di dalam air menjadi bahan organik.
Alga dan tanaman tingkat tinggi inilah yang kemudian merupakan mata rantai yang pertama dari suatu rantai pangan yang komplek di perairan. Kemudian mata rantai kedua terdiri dari berbagai hewan renik yang dinamakan zooplankton, yang makan tanaman air dan mengasimilasikan bahan organik yang terdapat dalam fitoplankton menjadi bagian dari jaringan tubuh dan organ-organ Zooplankton.
Selain itu masih pula terdapat berbagai hewan omnivora dan karnivora yang dapat berenang secara aktif yang disebut nekton atau hidup menetap di dasar perairan (zoobenthos) yang merupakan matarantai-matarantai dalam rantai pangan ekosistem perairan. Akhirnya semua bentuk kehidupan yang mati akan mengalami dekomposisi bakterial yang mengembalikan garam-garam fosfat, nitrat, dan garam-garam hara lainnya ke dalam lingkungan hidup ekosistem perairan untuk dapat dimanfaatkan kembali oleh fitoplankton. Demikianlah secara sederhana gambaran tentang daur organik dalam air yang menjamin adanya bentuk-bentuk kehidupan di ekosistem perairan.
Kemungkinan ditembusnya permukaan air oleh cahaya matahari merupakan suatu keuntungan. Tanpa adanya cahaya matahari ini tidak mungkin didapatkan bentuk-bentuk kehidupan dalam air sebagaimana dikenal dewasa ini.
Adanya arus juga penting artinya karena massa air yang mengalir ini dapat membawa berbagai zat hara tumbuhan dan dapat pula menyebarkan plankton ke daerah yang lebih luas. Arus juga dapat mengaduk air sehingga dapat lebih menjamin homogenitas dari kadar berbagai zat hara dan gas-gas biogenik (O2 dan CO2). Pengadukan juga mencegah sedimentasi yang berlebihan yang mungkin dapat membahayakan kehidupan hewan-hewan yang hidup di dasar perairan. Tetapi sebaliknya pengadukan air mungkin juga meninggikan turbiditas air yang dapat mengurangi intensitas cahaya matahari yang menembus permukaan air dengan demikian dapat menghambat proses fotosintesa.
Dampak Pembangunan Terhadap Ekosistem Perairan
Pembangunan yang dapat menimbulkan dampak adalah pembangunan yang bertujuan mengeksploitasi ekosistem perairan dan pembangunan yang tidak langsung berkaitan dengan upaya eksploitasi sumberdaya dan lingkungan perairan. Pembangunan yang langsung berkaitan dengan eksploitasi sumberdaya dan lingkungan perairan seperti aktivitas perikanan (penangkapan dan budidaya), pelayaran, pariwisata, dan pertambangan. Pembangunan yang tidak langsung memanfaatkan ekosistem perairan tetapi dapat menimbulkan dampak yang besar terhadap ekosistem perairan misalnya industri tekstil, industri makanan, pertanian, peternakan dan lain-lain.
Berdasarkan tipe dampak yang ditimbulkan dapat dibedakan atas pencemaran, terganggunya siklus hidup biota dalam ekosistem perairan tersebut dan kerusakan habitat ekosistem perairan. Tipe dampak yang paling sering dibicarakan adalah dampak pencemaran sebab relatif mudah terjadi dan dampaknya sangat luas. Sedang dampak mengenai terganggunya siklus hidup biota dan kerusakan habitat sering diabaikan, karena dampaknya biasanya tidak mudah dikenali dan sering hanya menarik bagi ekolog atau ahli perikanan, Secara potensial semua tipe dampak lingkungan tersebut sama bahayanya.
Beberapa contoh dampak terganggunya siklus biota dan kerusakan habitat adalah:
  • Pembuatan bendungan akan menghambat jenis-jenis ikan beruaya (migrasi ) musiman seperti ikan salmon, sidat dan lain-lain. Akibat terhambatnya ruaya tersebut dapat mengakibatkan musnahnya ikan tersebut.
  • Pembabatan hutan bakau menyebabkan penurunan populasi udang, akibatnya hilangnya daerah tempat perlindungan benih udang (benur).
  • Penangkapan ikan dengan alat peledak atau racun, sehingga berakibat rusak dan komposisi ekosistem perairan dapat berubah.
  • Penangkapan ikan yang berlebihan melampaui daya dukung suatu perairan, akan berakibat menurunnya populasi bahkan dapat memusnahkan suatu populasi ikan tertentu.
Pencemaran ekosistem Perairan
Air yang merupakan senyawa yang mutlak perlu bagi hidup dan kehidupan organisme, relatif mudah untuk dijadikan petunjuk bagi terjadinya kerusakan lingkungan ekosistem perairan dengan parameter-parameter kualitas air berupa parameter fisik, kimia dan biologis dari perairan sebagai indikator adanya pencemaran terhadap ekosistem perairan. Pencemaran adalah suatu proses dalam lingkungan tertentu dimana suatu kelompok biota, materi atau energi bertambah atau berkurang oleh kegiatan manusia atau oleh kegiatan alam, sehingga mencapai keadaan yang menyebabkan lingkungan tidak berfungsi secara minimal bagi kegiatan dan kesejahteraan manusia (Soerijani, 1979). Suatu perairan dikatakan tercemar adalah jika terjadi perubahan dalam kualitas dan komposisinya, sebagai akibat langsung aktivitas manusia, sehingga air itu menjadi kurang baik untuk keperluan manusia (Kumar, 1977).
Beberapa aktivitas yang menyebabkan menurunnya kualitas air dari suatu ekosistem perairan adalah:
1. Aktivitas pertanian
Dalam usaha Pemerintah untuk memenuhi swasembada di bidang pangan, maka pemerintah melaksanakan usaha Intensifikasi pertanian disamping ekstensifikasi. Intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi meliputi beberapa hal antaranya pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida. Kedua kegiatan ini memiliki potensi yang cukup besar terjadinya pencemaran air. Untuk melihat potensi pencemaran akibat intensifikasi pertanian dapat digambarkan dari luasnya sawah pertanian, frekuensi penanaman, jumlah pupuk dan pestisida yang digunakan.
Bahaya pencemaran dari pupuk adalah meningkatnya kesuburan perairan yang melampaui batas (eutrofikasi). Apabila suatu perairan terjadi eutrofikasi yang berlebihan, keadaan ini akan merangsang berkembangnya organisme nabati secara meledak yang disebut "blooming", karena terjadinya blooming tersebut keadaan perairan dapat menjadi aerob terutama pada malam hari. Hal ini menyebabkan terjadinya kematian massal organisme perairan termasuk ikan yang diikuti pula terbentuknya senyawa beracun seperti H2S, NH3 dan sebagainya.
Kerugian akibat masuknya pestisida dalam ekosistem perairan pada kadar tertentu dapat meracuni organisme ekosistem perairan seperti plankton, ikan benthos dan organisme lain. Menurut Wardoyo (1979) dampak pestisida terhadap ikan dan orgasnisme perairan laut tergantung pada jenis dan komposisi pestisida, jenis dan stadia organisme, kondisi lingkungan serta lamanya kontaminasi. Sedangkan menurut Sutamihardja (1978) bahaya pestisida ada dua aspek khusus yang penting yaitu:
  • Pengaruh terhadap manusia dan hewan-hewan yang memperoleh pestisida melalui makanan atau makanan ternak yang terkontaminasi.
  • Pengaruh terhadap satwa liar, dimana pada beberapa spesies tertentu dapat secara serius mempengaruhi yaitu dengan adanya asbsorbsi ataupun akumulasi pestisida melalui rantai makanan sehingga keseimbangan ekosistem perairan secara langsung ataupun tidak langsung akan terganggu.
2. Permukiman (domestik).
Akibat pertambahan penduduk yang cepat di daerah perairan menyebabkan bertambahnya sampah dan air limbah rumah tangga yang merupakan sisa-sisa dari kegiatan manusia. Sejak dulu sungai merupakan pembuangan sampah bagi penduduk yang mendiami daerah sekitarnya disamping sebagai sumber air bagi sumber kehidupannya. Gangguan yang dapat ditimbulkan oleh sampah menurut Sutamihardja (1976) adalah gangguan terhadap kesehatan, dapat menyebabkan banjir dapat mengganggu keindahan dan ketenteraman, mengganggu tata kota dan dapat mencemari air tanah. Menurut DPMA (1974), bahaya air buangan rumah tangga terhadap masyarakat dapat berupa penurunan kualitas air ataupun penyebaran penyakit menular.
Dari aspek fisik dan kimia, pada umumnya jenis polutan yang berbahaya dari air buangan penduduk adalah kandungan zat organik, suspendid solid, fosfat, nitrogen, warna dan bau. Dari aspek-aspek tersebut maka beban air buangan dapat mengganggu air untuk keperluan suplai air, industri dan menyebabkan eutrofikasi.
3. Industri
Dalam usaha pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya alam melalui pengembangan industri-industri, juga tidak dapat dihindari adanya hasil sampingan berupa sisa-sisa (waste) ke dalam lingkungan ekosistem perairan yang dapat menyebabkan pencemaran yang pada akhirnya dapat berakibat menurunnya daya dukung lingkungan (Haerunan, 1979). Buangan industri terutama yang berupa senyawa kimia merupakan pencemar yang serius terhadap ekosistem perairan. Namun demikian, dampak lingkungan yang ditimbulkannya tergantung pula pada jenis industri serta proses yang digunakan. Sebagai contoh industri-industri pengolahan bahan makanan umumnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan nilai keasaman atau kebasaan, keadaan oksigen terlarut (DO) menjadi rendah; kadar karbondioksida bebas, kadar amoniak, nilai BOD, COD dan sulfida menjadi tinggi serta mempengaruhi pula kekeruhan dan bau air.
4. Minyak Bumi.
Minyak bumi (petrolium) dan produk turunannya yang berada di perairan akan terapung, teremulasi, terlarut, mengendap dan sebagian (dari fraksi ringan) akan menguap, senyawa yang terapung akan membentuk lapisan minyak yang mencegah kelarutan oksigen ke dalam air dan mengganggu proses fotosintesa di dalam air. Kematian ikan dan organisme ekosistem perairan lainnya kecuali karena keracunan, juga karena ingsangnya terselaputi minyak. Senyawa yang terlarut umumnya bersifat toksik dan anaestetik terutama organ pernapasan. Yang termulsi akan menyelaputi insang dan tubuh organisme perairan, terutama yang terganggu hidupnya adalah algae dan plankton. Algae dan plankton yang mengandung minyak, kemudian dimakan ikan, meskipun ikannya tidak atau belum mati namun rasa dan bau dagingnya telah berubah, berbau dan rasa minyak. Minyak bumi berfraksi berat yang mengendap ke dasar perairan akan mengganggu dan merusak kehidupan organisme dasar (benthos) dan wilayah pemijahan ikan (spawing ground). Menurut Freeman "(1974) bahwa dampak lingkungan limbah aktivitas perminyakan tidak hanya oleh hidrokarbon saja, tetapi bahkan yang terpenting adalah senyawa ikutannya seperti phenol, amonia, dan garam-garam termasuk pula garam dari logam berat. Selain itu air yang keluar dari sumber minyak umumnya kandungan garamnya lebih besar daripada air laut, hal ini akan merusak lingkungan ekosistem perairan.
5. Logam berat
Unsur dan kation logam berat yang terkandung di suatu perairan dapat berasal dari sumber dan kegiatan pencucian bijih logam, dari limbah kegiatan perminyakan dan limbah industri lain. Logam berat umumnya berpengaruh buruk terhadap proses-proses biologis, Kematian ikan dan organisme ekosistem perairan akibat logam berat dapat terjadi karena keracunan dan karena bereaksinya kation logam berat dengan fraksi tertentu dengan lendir insang, sehingga insang terseliputi oleh gumpalan lendir logam berat dan akibatnya organisme mati lemas (amphixia). Timah (Pb); seng (Zn) dan tembaga (Cu) umumnya menyebabkan kematian ikan dan organisme ekosistem perairan lainnya melalui proses pengumpalan lendir-logam tersebut (Jones, 1964).
Ekosistem Perairan

Limbah rumah tangga yang berupa bahan organik (sewage) bereaksi dan mengikat kation-kation Cu, Ni, Zn dan Cd sehingga mengendap ke dasar perairan. Hal ini menimbulkan dampak lingkungan bagi organisme-organisme dasar (benthos).
Toksisitas logam berat terhadap ikan dan organisrrte perairan lainnya dipengaruhi oleh adanya kation-kation logam yang lain. Adanya kation seng (Zn) bersama tembaga (Cu) toksisitasnya lebih tinggi daripada terdapat sendiri-sendiri (synergestik).
Sekian artikel kami tentang ekosistem perairan dan beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas ekosistem perairan. terima kasih atas waktunya dan tetap ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Sistempengetahuansosial Updated at: 3:00:00 PM

Cari di Google