Sejarah SENAPATI Kesultanan Mataram
Salam jumpa dari kami sistem pengetahuan sosial, kali ini kita akan mempelajari tentang senapati kesultanan mataram, sejarah senapati kesultanan mataram dan peranan senapati kesultanan mataram yang menjadikan pulau jawa sebagai lumbung padi di indonesia. Maka dari itu silahkan disimak artikel senapati kesultanan mataram dibawah ini.
Sejarah Kesultanan Mataram
Pada zaman hindu kerajaan Mataram adalah negara yang besar kekuasaannya di Jawa tengah. Hal itu dapat kita saksikan candi Larajonggrang yang berasal dari zaman tersebut. Tetapi setelah Mataram mengalami kemakmuran beberapa abad lamanya, kekuasaannya makin lama lalu makin berkurang. Daerah Mataram lambat laun menjadi kecil dan tidak berarti, akhirnya menjadi bagian dari kerajaan Majapahit.
Setelah kerajaan Majapahit runtuh, timbullah kesultanan Demak. Kesultanan Mataram lalu dikuasai oleh sultan demak. Adapun pemerintahan di Kesultanan Mataram diserahkan kepada seorang bupati. Dalam tahun 1581 yang menjadi bupati di Kesultanan Mataram bernama Sutawijaya. Oleh sultan Demak ia diberi gelar Senapati, yang berarti panglima tentara. Selanjutnya dalam sejarah Sutawijaya terkenal dengan nama Senapati Kesultanan Mataram.
Adapun Senapati Kesultanan Mataram tidak merasa senang dalam hatinya, karena ia diperintahkan oleh sultan Demak. Ia ingin merdeka dan memegang kekuasaan sendiri. Oleh karena ia seorang panglima yang mahir, ia segera dapat membentuk tentara yang kuat. Dengan tentara itu ia lalu berperang melawan sultan Demak dan bupati-bupati yang takluk kepada kesultanan Demak.
Beberapa tahun lamanya peperangan yang sengit berkobar-kobar di Jawa Tengah. Selangkah demi selangkah Senapati Kesultanan Mataram memperluas daerahnya. Akhirnya sebagian besar dari pulau Jawa takluk kepadanya. Daerahnya membentang kebarat sampai kesultanan banten. Keratonnya terletak di Pasagede dekat Jokja. Disebelah timur hanya ada kerajaan Hindu. Blambangan yang kecil, yang masih dapat mempertahankan diri. Adapun perlawanan yanghebat dihadapi oleh Senapati kesultanan Mataram didaerah utara sepanjang pantai pulau Jawa, misalnya Demak dan Surabaya. Memang sudah selayaknya orang Jawa disitu tidak mau mempertuan Senapati Kesultanan Mataram. Disitu perniagaanlah yang penting bagi rakyat, tetapi didaerah pedalaman pertanianlah yang menjadi pokok mata pencarian rakyat. Segala sesuatu yang tidak ada didaerah pedalaman, diperoleh rakyat dengan menukarkan padi, sebab hasil padi disitu berlimpah-limpah, sehingga tidak habis dimakan sendiri.
Senapati ialah raja didaerah pedalaman. Ia tidak mempunyai kapal dan tidak mempunyai hubungan perniagaan dengan negeri-negeri asing. Sebab itu ia tidak memperhatikan kepentingan bandar-bandar. Bahkan ia menghina perniagaan. Apakah gunanya mengarungi lautan, kalau negeri sendiri cukup mengeluarakan hasil untuk memberi makan kepada segenap rakyat? Oleh karena Senapati Kesultanan Mataram terus-menerus berjuang melawan bupati-bupati pesisir, perniagaan lalu berhenti. Oleh karena itu rakyat kehilangan mata pencariannya yang terpenting. Banyak sekali orang yang meninggalkan pesisir utara, sebab kurang makan dan tidak tahan menderita peperangan yang tak ada putusnya itu. Bertambah lama bertambah banyak orang yang mengungsi kedaerah pedalaman, tempat orang bercocok tanam dengan sentosa.
Lambat laun Kesultanan Mataram menjadi sebuah negara pertanian, yaitu negara yan g penduduknya terutama hidup dari pertanian. Demak, Tuban dan Gresik, yang bandarnya dahulu sangat makmur itu, penduduknya hanya tinggal sedikit. Dahulu perahu-perahu orang jawa berlayar ke Maluku akan mengambil rempah-rempah, lalu dibawa ke Malaka dan Banten. Sehabis peperangan Senapati Kesultanan Mataram yang tiada berkeputusan itu, perahu-perahu orang Jawa tidak mengambil bagian lagi dalam pengangkutan dilaut dan perniagaan rempah-rempah yang banyak mendatangkan untung itu.
[Senapati Kesultanan Mataram] Tetapi sebagai pengganti kerugian dalam pengangkatan dilaut da perniagaan itu, pertanian diderah pedalaman berangsur-angsur menjadi maju. Daerah pedalaman makin banyak penduduknya. Disitu masih banyak tanah yang belum dikerjakan. Penduduk yang baru lalu membuka tanah-tanah itu dan dijadikan sawah. Perniagaan dan pengangkutan dilaut kemudian dikuasai oleh bangsa-bangsa lain, tetapi Kesultanan Mataram menghasilkan banyak padi, cukup juga untuk bagian-bagian Indonesia lainnya. Orang Maluku misalnya mendapat beras dari Jawa karena Maluku yang banyak mengeluarkan rempah-rempah itu. Hanya menghasilkan padi sedikit.
Oleh karena tindakan Senapati Kesultanan Mataram itu mula-mula sebagian dari rakyat di Jawa merugi dan menderita sengsara. Tetapi kemudian ternyata, bahwa tindakan Senapati Kesultanan Mataram itu baik juga, sebab tidak semua orang dapat hidup dari perniagaan dan pengangkutan dilaut. Negara harus menghasilkan bahan makanan juga, sebab itu berkat jasa Senapati Kesultanan Mataram akhirnya menjadi lumbung padi Indonesia.
Demikian artikel tentang senapati kesultanan mataram, sejarah senapati kesultanan mataram dan peranan senapati kesultanan mataram yang menjadikan pulau jawa sebagai lumbung padi di indonesia. Sekian dari kami tetap ikuti terus http://www.sistempengetahuansosial.com/