klik saja

Hidrologi Karst

Posted by

Rahasia Ekosistem Hutan Bukit Kapur

Selamat datang di sistem pengetahuan sosial, Berikut ini kami jelaskan tentang hidrologi karst dan bagaimana hidrologi karst itu? yang merupakan lanjutan dari postingan kami sebelumnya yaitu morfologi karst, tapi sebelumnya ada baiknya menjelaskan apa itu hidrologi, dan apa itu karst? Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Hydrologia, "ilmu air") adalah salah satu cabang dari ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. sedangkan. Karst adalah sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krst/krast' yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. oleh karena itu silahkan baca hidrologi karst berikut ini semoga dapat bermanfaat dan berguna untuk pembaca. ,,selamat membaca,,

Hidrologi Karst

Kawasan karst Maros-Pangkep merupakan bagian dari hulu beberapa sungai besar, antara lain hulu Sungai Pangkep, Sungai Pute dan Sungai Bantimurung/Maros. Ketiga sungai besar ini merupakan sumber pengairan persawahan di Kabupaten Maros dan Pangkep. 'Hidrologi karst' Di samping itu, juga ditemukan beberapa mata air dan sungai-sungai kecil, serta air bawah tanah atau danau bawah tanah pada sistem gua. Mata air berdebit besar dijumpai pada batu gamping pejal dengan debit 50 - 250 1/dtk (Departemen Pertambangan dan Energi Sulawesi Selatan danTenggara, 1997).
    Sistem hidrologi pada ekosistem karst tidak seperti sistem hidrologi karst yang biasa ditemukan pada wilayah non karst yang sistem hidrologisnya sangat jelas terlihat dari pola aliran sungai di atas permukaan. Pada wilayah karst, sistem hidrologinya berupa sungai dan danau yang berada dalam tubuh batuan, sehingga tidak terlihat di bagian permukaan.
    [Hidrologi Karst] Secara umum kondisi hidrogeologi kawasan karst sangat Kompleks dan khas di mana setiap kawasan karst memiliki sistem yang berbeda (Samodra, 2001). Suatu kawasan karst mempunyai suatu sistem network yang dipengaruhi oleh permeabilitas, input, dan output. Input merupakan recharge dari meteoric water dan output merupakan discharge water dengan sedimen dan unsur-unsur terlarut dalam solubiliti (Esteban and K lappa, 1983). Sistem hidrogeologi yang telah dilakukan pada kawasan karst Gunungsewu misalnya, menunjukkan adanya kontrol litologi dan struktur geologi karst (Kusumayudha at al., 2000). Studi tersebut memperlihatkan bahwa kondisi topografi karst juga mengontrol aliran air bawah tanah.
    [Hidrologi Karst] Air yang dapat tersimpan dalam celah-rekah gua tergantung pada kemampuan batuan (litologi) karst untuk menyimpan dan menampung air yang dikontrol oleh ketebalan lapisan, porositas, dan permeabilitas batuan. Perubahan yang drastis misalnya hilangnya secara tiba-tiba aliran air biasanya disebabkan oleh adanya tektonik (Samodra, 2001). Dia juga menyatakan bahwa iklim sangat berpengaruh terhadap debit aliran sungai, di mana pada musim kemarau yang panjang air yang masuk ke dalam sistem pencelahan karst sangat sedikit dan jika awal musim hujan air tidak langsung masuk ke dalam sistem gua  karst tetapi membutuhkan waktu yang lama.
    [Hidrologi Karst] Imran dkk (2005) menjelaskan bahwa terdapat beberapa gua atau aliran sungai bawah tanah yang kemungkinan memiliki sistem pola aliran yang saling berhubungan di kawasan karst Maros-Pangkep. Hubungan hidrologi karst tersebut melewati ruang-ruang bawah tanah pada base level air tanah. Mereka menemukan tiga aliran sungai bawah tanah di areal karst yang berada pada wilayah Kabupaten Maros, yakni: (1) aliran sungai bawah tanah Pangia, (2) aliran sungai bawah tanah Pattunuang Asue, dan (3) aliran sungai bawah tanah Ta’deang.
1. Aliran Sungai Bawah Tanah Pangia [Hidrologi Karst]
    Pola aliran sungai bawah tanah Pangia ini meliputi dua buah gua yang saling berhubungan yaitu gua Pangia yang berperan sebagai swallow hole dan gua Saloaja sebagai resurgence (pemunculan kembali sungai bawah tanah) yang bermuara pada sungai Pattunuang Asue.
2. Aliran Sungai Bawah Tanah Pattunuang Asue [Hidrologi Karst]
    Pola aliran sungai bawah tanah ini meliputi gua Pattunuang Asue yang sumber airnya tak pemah kering sepanjang tahun. Pada ujung lorong gua karst terdapat siphon yang dalam dan dipenuhi oleh air. Sumber aliran sungai bawah tanah ini kemungkinan berasal dari kawasan karst Cagar Alam Bantimurung, Cagar Alam Pattunuang, dan Cagar Alam Karaenta.
3. Aliran Sungai Bawah Tanah Ta’deang [Hidrologi Karst]
   Pola aliran sungai bawah tanah mencakup tiga buah gua pada karst yang kemungkinan saling berhubungan. Gua tersebut adalah gua Suleman, gua Leang Karrasa, dan gua Anjing. Hidrologi Karst lebih jauh dijelaskan bahwa berdasarkan ketiga pola aliran sungai bawah tanah tersebut dapat diinterpretasi bahwa terdapat kemungkinan hubungan hidrologi karst antara gua-gua tersebut, namun pola aliran sungai bawah tanah pada daerah penelitian mereka masih berada pada batas base level air tanah, dalam hal ini sungai Pattunuang Asue. Terkadang base level air tanah tersebut berada di bawah aliran sungai Pattunuang Asue pada musim kering tetapi naik pada musim hujan [Hidrologi Karst].
Hidrologi Karst

    Pada ekosistem hutan bukit kapur di kawasan karst Maros-Pangkep banyak ditemukan gua yang mempunyai nilai arkeologis dan historis. Beberapa dari gua-gua karst tersebut merupakan bekas tempat hunian manusia beribu-ribu tahun silam sebelum mereka mengenal rumah tempat tinggal (Kantor Peninggalan Suaka Sejarah dan Purbakala Ujung Pandang, 1997). Di wilayah Taman Wisata Alam Bantimurung tercatat 16 gua, 34 di Cagar Alam Bantimurung dan sekitar 40 gua di wilayah Gua Pattunuang, serta beberapa di wilayah Karaenta. Di Karaenta terdapat gua terpanjang di antara gua yang ada di areal karst Maros-Pangkep.
    Sebaran gua yang lebih banyak ditemukan di bagian Selatan kawasan karst, yakni di wilayah karst Kabupaten Maros dibandingkan di bagian Utara pada wilayah karst Kabupaten Pangkep. Di Kabupaten Pangkep, gua hanya ditemukan pada tempat tertentu dalam jumlah yang lebih sedikit, yakni di Biraeng dan Balocci (Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan, 1997).
    Di wilayah Bantimurung terdapat satu gua yang paling dikenal, yakni Gua Mimpi yang mempunyai panjang 1.415 meter, dengan kedalaman 48 meter. Keseluruhan gua tersebut mudah dijangkau dan keindahannya sangat menarik. Di dalam gua terdapat stalaktit, stalakmit, flow stone, helektit, pilar, dan sodastraw. Gua lainnya yang ditemukan di wilayah Bantimurung adalah Gua Lubang Air, Gua Lubang Kelu, dengan panjang lorong 90 meter, Gua Buttu, 500 meter, dan Gua Nasir dengan panjang lorong 800 meter (Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan, 1997). Keseluruhan goa tersebut di atas memiliki keindahan berupa stalaktit dan stalakmit serta sebagai tempat berkembang biak burung walet atau kelelawar, laba-laba, dan lipan.
    [Hidrologi Karst] Di areal Wisata Alam Gua Pattunuang pada umumnya ditemukan gua-gua yang masih alami dan belum mengalami perubahan-perubahan oleh aktivitas manusia. Panoramanya sangat indah, ornamen stalaktit dan stalakmitnya sangat mengagumkan, sehingga dapat memberikan kesan khusus kepada para pengunjung ataupun para peneliti yang datang ke kawasan karst ini. Umumnya gua di areal wisata ini dapat dijangkau dengan mudah. Gua-gua mempunyai panjang lorong rata-rata 1000 meter, dengan kedalaman 30 meter. Di kawasan karst inilah ditemukan lagenda perahu jadi batu yang disebut masyarakat setempat sebagai “BiseangLabboro”.
    Gua yang ada di areal wisata Gua Pattunuang antara lain adalah: Gua Anggawati dengan panjang lorong 1.000 meter, Gua Restaurant (1.400 meter), Gua de Lapisaine (300 meter), Gua Pattunuang (dua buah), panjang lorong masing-masing 500 meter, Gua Sambuaja (dua buah), panjang lorong masing- masing 300 meter dan 1.400 meter, Gua Kado (1.400 meter), Gua Jaria (900 meter), dan Gua Aux Mains dengan panjang lorong 600 meter.
    Di wilayah Karaenta juga ditemukan banyak gua, dan di sanalah terdapat gua terpanjang di antara gua yang ada di kabupaten Maros. Gua yang paling banyak dikenal adalah Gua Salukkang Kallang. Menurut hasil ekspedisi, gua ini mempunyai panjang lorong 12.463 meter. Pemandangan dalam gua sangat indah karena adanya stalaktit dan stalakmit serta genangan air. Dalam air tersebut terdapat ikan dan udang yang tidak mempunyai mata. Selain gua ini, juga dikenal Gua Tanette yang lorongnya mencapai panjang 9.700 meter, dengan ketinggian dinding 25 meter. Menurut hasil penelitian, Gua Tanette merupakan satu kesatuan dengan Gua Salukkang Kallang. Penyebutan nama yang berbeda hanya disebabkan oleh adanya perbedaan tempat di mana pintu gua berada. Apabila kedua gua ini ditelusuri dari satu arah maka panjang lorongnya mencapai 22 km, dan diduga merupakan gua terpanjang di Indonesia. Gua lainnya adalah Gua Gunung Batu dengan panjang lorong 400 meter, Gua Artaga (1.900 meter), Gua Lubang Gula Merah (3.900 meter), Gua Saripa (1.736 meter), Gua Pangea (tiga buah) masing-masing mempunyai panjang lorong 300 meter, 500 meter, dan 1.000 meter, Gua Monyet (112 meter), Gua Batu Merah (749 meter), dan Gua Kabut dengan panjang lorong 1.095 meter [Hidrologi Karst].
    Di bagian Utara dari wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung juga ditemukan beberapa gua namun relatif sedikit jumlahnya dibandingkan dengan areal sebaran gua seperti dijelaskan sebelumnya.
Gua yang ada di wilayah karst Bulu Saraung antara lain adalah Gua Lumpia dengan panjang lorong 50 meter, Gua Babi (100 meter), Gua Meocunge (100 meter), Gua Salame (150 meter), Gua Karabice (350 meter), Gua Mellopungi (200 meter), dan Gua Pangui, dengan panjang lorong 760 meter.
Keindahan alam dari gua-gua tersebut di atas relatif sama dengan gua-gua lainnya, namun karena letaknya jauh dari jalan raya atau perkampungan serta medannya yang cukup berat, sehingga sulit untuk dijangkau.
Demikian postingan kami kali ini tentang hidrologi karst dan bagaimana hidrologi karst itu. terima kasih dan tetap ikuti http://www.sistempengetahuansosial.com/

Sumber: Buku Rahasia Ekosistem Hutan Bukit Kapur Oleh Prof. Amran Achmad., Brillian Internasional


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Sistempengetahuansosial Updated at: 5:00:00 PM

Cari di Google