Mengapa kita Islam?
Selamat datang kembali di sistem pengetahuan sosial, kali ini kita akan mempelajari mengapa ada islam?, mengapa kita islam?, dan bagaimana yang dimaksud islam sejati?. untuk lebih jelasnya mari kita menyimak artikel islam dibawah ini.
Segala puji bagi Allah, Zat yang dengan berkat nikmatNya sempurnalah segala kebaikan. Zat yang telah membimbing kepada kami untuk memeluk agama Islam ini, dan tidaklah kami mendapat petunjuk sekiranya Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada kami. Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw., yang diutus Allah sebagai rahmat bagi alam semesta, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan semua orang yang menyeru dengan seruannya serta mengikuti sunnahnya dan orang-orang yang berjuang dengan perjuangannya sampai hari kiamat.
Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia). Ya Allah, ajarilah kami ilmu yang bermanfaat dan berilah kemanfaatan kepada kami terhadap ilmu yang telah Engkau ajarkan kepada kami, serta tambahkanlah ilmu kepada kami. Kami senantiasa memuji-Mu, ya Allah dalamsegala keadaan, dan kami memohon perlindungan kepada-Mu dari segala tingkah laku dan perilaku penghuni neraka.
Kami sampaikan salam sejahtera kepada kalian , wahai saudara-saudaraku tercinta musimin dan muslimah. Untuk itu kami ucapkan Assalamu’ alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Untuk itu, bergembiralah kalian, wahai saudara-saudaraku tercinta, karena kalian berkumpul ditempat ini semata-mata mencari keridhaan Allah SWT, bahkan jika kehadiran kalian dengan niat yang tulus, maka setiap langkah yang kalian lahkahkan dan setiap harta yang kalian nafkahkan demi membela agama Allah Azza wa Jalla, pasti semua itu akan diperhitungkan sebagai amal kebaikan disisi Allah wa Jalla. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT yang disampaikan kepada para mujahid terdahulu:
“Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil, dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula), karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (at-Taubah: 121)
Sesungguhnya topik pembicaraan yang kalian usulkan sebagai bahan diskusi dan dialog pada kesempatan kali ini adalah jawaban tuntas terhadap pertanyaan yang amat besar, yaitu Mengapa kita Islam? Mengapa kita berkewajiban menyeru manusia dan megajak diri kita sendiri kepada Islam? Mengapa kita wajib mengajak umat lain agar masuk agama Islam?
Kita mengajak mereka memeluk agama Islam agar mereka dapat keluar dari kegelapan menuju cahaya iman, dan agar mereka mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus. Mengapa kita juga mengajak dunia seluruhnya kepada Islam? Yakni, agar dunia selamat dari segala macam bentuk kebingungan, kegoncangan, dan penyiksaan. Pertanyaan terakhir, mengapa kita harus mengajak diri kita sendiri kepada Islam?
Kita wajib mengajak umat lain kepada Islam, karena Islam merupakan satu-satunya sistem (manhaj) Allah Azza wa Jalla. Manhaj itu mereka jadikan sebagai pedoman hidup dan dengan manhaj Allah SWT inilah mereka akan memperoleh kebahagiaan. Namun, hal ini bukan menjadi topik ceramah kami dihadapan kalian sekarang. Topik ceramah kami adalah mengenai kenapa kita wajib mengajak diri kita yang telah mengaku sebagai muslim kepada Islam, dan bagaimana metode yang akan digunakan untuk mengajak seorang muslim kepada Islam.
Kita masih perlu mengajak diri kita kepada Islam, sekalipun kita sudah menyatakan beragama Islam, karena kenyataan yang ada sekarang ini kita belum bisa mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dan belum bisa berkomitmen terhadap ajaran Islam dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita belum sanggup hidup dengan kehidupan islami sebagaimana harapan Allah SWT kepada kita. Jadi, sampai sekarang kita belum bisa menerapkan Islam dalam aspek kehidupan. Buktinya, manakah Islam dalam perundang-undangan kita? Manakah Islam dalam pendidikan kita? Manakah Islam dalam kebudayaan kita? Manakah Islam dalam wahana informasi kita? Manakah Islam yang mencerminkan perilaku kita, baik yang berhubungan dengan individu maupun masyarakat? Manakah Islam dalam tradisi-tradisi sosial kita? Mana Islam dalam lembaga-lembaga pendidikan kita?
Terus terang, kita hidup, baru berada di tepi Islam, belum menyeluruh (total). Oleh karena itu, kita harus kembali kepada Islam agar menjadi muslim sejati, di samping agar sempurnalah segala nikmat yang dianugerahkan Allah kepada kita, sebagaimana yang diharapkan Allah SWT kepada kita:
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama-mu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.” (al-Maaidah: 3)
Kita berkewajiban mengajak diri kita kepada Islam. Kita harus mengajak diri kita mengamalkan ajaran Islam. Kita perlu mengajak diri kita untuk kembali kepada Islam dan untuk meniti kehidupan Islami yang hakiki, yaitu kehidupan Islami yang bersifat komprehensif, yang selalu mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari akidah islam. Kehidupan yang senantiasa diatur oleh peraturan Islam dan dikendalikan oleh akhlak Islam.
Kita menginginkan kehidupan yang Islami. Kita sangat mendambakan bisa hidup di bawah panji peradaban Islam yang bersifat utuh, yaitu peradaban yang dibimbing oleh akidah Islam. Peradaban yang diatur dan diarahkan oleh sistem Islam. Peradaban yang dikendalikan oleh akhlak Islam. Peradaban yang dimotori oleh motif-motif yang Islami dan perasaan-perasaan yang Islami pula, dan peradaban yang diikat oleh Ukhuwah Islamiyah (ikatan persaudaraan Islam). Sekali lagi, kita sangat menginginkan bisa hidup dengan kehidupan yang Islami, seperti dinyatakan diatas. Kita juga sangat mendambakan hidup di bawah naungan peradaban Islam, karena peradaban Islam merupakan perdaban Rabbani, peradaban yang bermoral, peradaban yang berperikemanusiaan dan bersifat universal. Inilah sebenarnya yang kita dakwahkan.
Demikian artikel tentang mengapa ada islam?, mengapa kita islam?, dan bagaimana yang dimaksud islam sejati?. Terima kasih, dan tetap ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.