Bagaimana VASCO DA GAMA Mendapat Jalan ke Indonesia?
Pada kesempatan kali ini dalam sistem pengetahuan sosial, kita akan mempelajari vasco da gama mendapat jalan ke indonesia, sebuah kisah dengan kesukaran dalam perjalanannya yang berbahaya itu. untuk lebih jelasnya mari kita menyimak kisah vasco da gama mendapat jalan ke indonesia di bawah ini.
Pada waktu Columbus dengan susah payah mencari bantuan untuk melaksanakan maksudnya, orang-orang lainpun tidak tinggal diam. Pelaut-pelaut Portugis berlayar keselatan menyusur pantai barat Afrika. Mereka hendak mencoba berlayar mengelilingi ujung selatan Afrika dan kemudian menuju ketimur. Bartholomeus Diaz sungguh sudah dapat mencapai ujung selatan Afrika. Tetapi karena topan yang hebat ia terpaksa balik. Sekembalinya ia mengkabarkan, bahwa ia tidak dapat melalui Tanjung Topan itu. Tetapi banyak orang yang tidak setuju dengan dia. Mereka yakin, bahwa jalan yang ditempuh itu sungguh benar. Itulah sebabnya, maka nama Tanjung Topan itu lalu diubah menjadi Tanjung Pengharapan, karena besar pengharapan mereka akan mendapat hasil yang baik. Hingga sekarang ujung selatan benua Afrika itu masih bernama demikian Tanjung Pengharapan [Vasco da Gama mendapat jalan ke indonesia].
Pengharapan yang baik itu sungguh tidak sia-sia. Dalam tahun 1498 seorang Portugis bernama Vasco Da Gama dapat berlayar mengelilingi tanjung tersebut, lalu mendarat di Kalikut. Akhirnya tercapailah maksud yang telah lama diidam-idamkan vasco da gama. Setelah sampai di Kalikut, terbukalah jalan yang menuju ke kepulauan rempah-rempah. Sejak berabad-abad telah ada pelajaran antara India dan Indonesia. Barangsiapa sudah sampai di India, tidak usah khawatir lagi karena bagian pelayaran yang terakhir yang menuju ke Indonesia.
Kini setelah ada pesawat terbang dan kapal yang pesat jalannya. Orang dapat bepergian dari Eropah ke Indonesia dengan mudah. Tetapi kita hendaknya ingat, bahwa pada zaman Columbus dan Vasco Da Gama mendapat jalan ke indonesia itu berbahaya serta sulit. Kapal-kapal yang dipakai kecil dan tak enak didalamnya. Perjalanan itu makan waktu empat hingga enam bulan, bergantung kepada angin. Bahkan kadang-kadang lebih lama. Berminggu-minggu lamanya orang berlayar ditengah laut. Kapal-kapal selalu terancam oleh bahaya angin sakal yang dapat menahan pelayaran. Maka habislah makanan serta minuman, kemudian timbullah berbagai penyakit yang minta banyak kurban. Sering juga kapal kehilangan arah oleh topan, hingga terpaksa mendarat dipantai yang belum terkenal, dan disambut oleh penduduk sebagai musuh. Sebab itu banyak sekali pelaut-pelaut yang tewas dalam perjalanannya. Sungguhpun demikian, penderitaan itu sekali-kali tidak menakutkan orang Barat. Sebab mereka itu ingin mendapat banyak untung.
Setelah 'bangsa Portugis' Vasco da Gama mendapat jalan ke Indonesia, timbullah kesukaran-kesukaran lainnya yang merintangi perdagangan rempah-rempah. Saudagar-saudagar dari Gujarat, Arab dan Parsi, pedagang-pedagang serta pelaut-pelaut dari Aceh dan Jawa, tidak mau menyerahkan sebagian dari perniagaannya yang banyak mendatangkan laba itu begitu saja kepada orang Barat tadi. Sebab itu bangsa Portugis dilarang mengunjungi beberapa pelabuhan. Alangkah kecewanya! Apakah faedahnya bersusah payah berlayar ke Timur, jika mereka disitu tidak mempunyai tempat yang tetap. Disitu harus ada kesempatan untuk memperbaiki kapal-kapal dan mengambil bekal makanan serta air minum sebelum berlayar kembali. Lain dari pada itu disitu harus ada gudang-gudang tempat menyimpan lada, Cengkeh dan rempah-rempah lainnya sebelum diangkut ke Eropah. Kalau hal itu tidak dapat berlangsung dengan damai, mereka hendak merebut tempat untuk perniagaan rempah-rempah dengan kekerasan.
Demikianlah keputusan bangsa Portugis.
Sebagai pusat kedudukan bangsa Portugis memilih kota Melaka (Malaka). Adapun kota Malaka (di Johor) dalam tahun 1350 didirikan oleh bangsa Indonesia, terutama bangsa Jawa. Letak kota malaka baik sekali untuk perniagaan. Jalan laut dari India ke Tiongkok melewati malaka. Kaum pelaut pengangkut dari seluruh Indonesia datang ke malaka membawa masuk barang-barang perniagaan. Lada dari Sumatera dan Banten, cengkeh, bunga pala serta buah pala dari Maluku, kapur barus dari Kalimantan dan Cendana dari Flores serta Timur. Semua itu dibawa ke malaka dan ditukarkan dengan barang-barang dari India serta Tiongkok. Barangsiapa menguasai bandar malaka, tentu dapat juga menguasai sebagian besar dari perdagangan di Asia. Sebab itu bangsa Portugis lalu menyingsingkan lengan bajunya untuk merebut Melaka (Malaka). Dalam tahun 1511 Alfonso de Albuquerque dapat menduduki kota tersebut. Malaka segera menjadi pusat perniagaan bangsa Portugis di Timur. Dari situ mereka dapat menginjakkan kaki di Maluku dengan mudah. Dalam tahun 1512 mereka mengadakan perhubungan perniagaan dengan Ternate dan pulau-pulau Maluku lainnya.
Sekian artikel tentang vasco da gama mendapat jalan ke indonesia. semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca. Terima kasih dan tetap ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.
Sekian artikel tentang vasco da gama mendapat jalan ke indonesia. semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca. Terima kasih dan tetap ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.