klik saja

Pengertian Sosiologi Pertanian

Posted by

Apa itu Pengertian Sosiologi Pertanian?

Kali ini dalam sistem pengetahuan sosial, kita akan mempelajari tentang apa pengertian sosiologi pertanian, bagaimana pengertian sosiologi pertanian, oleh karena itu baca saja artikel kami tentang pengertian sosiologi pertanian dibawah ini.

    Planck (1993), Pengertian Sosiologi Pertanian (Agricultural Sociology) sering disamakan dengan Sosiologi Pedesaan. Tapi ini cuma berlaku jika penduduk desa terutama hidup dari pertanian saja.
Raharjo (1999), pertanian memang masih merupakan karakteristik pokok dari umumnya desa-desa di dunia.
Dapat dipahami bahwa kebanyakan batasan sosiologi pedesaan masih selalu berkisar pada aspek pertanian, mengingat pentingnya faktor pertanian bagi keberadaan desa itu sendiri
Pengertian Sosiologi pertanian menurut Planck (1993) adalah sosiologi ekonomi seperti halnya sosiologi industri, yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian.

Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian

Hal yang utama dalam sosiologi pertanian adalah
  • organisasi sosial pertanian (struktur pertanian),
  • usaha pertanian,
  • bentuk organisasi pertanian,
  • masalah sosial pertanian.
    Berdasarkan pengertian sosiologi pertanian maka pasti terdapat kegunaan mempelajarinya. Kegunaan Mempelajari Sosiologi Pertanian yaitu: 1. Mengumpulkan keterangan mengenai masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan pola hubungannya, 2. Membantu dalam mengambil gambaran detail tentang sikap dan perasaan, motif dan tingkah laku, serta kegiatan-kegiatan petani yang umumnya hidup dalam lingkungan pedesaan.
    Struktur Sosial akan membentuk kerangka bagi berkembangnya struktur pertanian, Struktur sosial yang sosialistik, kapitalis dan feodal akan menghasilkan kondisi yang sangat berbeda dalam hal bentuk pertanian, kepemilikan lahan dan sistem organisasi kerja. Selain struktur sosial masyarakat, tujuan ekonomi juga memiliki peran yang sangat penting (kekayaan, dasar pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, dan martabat).
    Menurut Kuhren dalam Plack (1993), struktur pertanian dapat menggambarkan suatu sistim yang komplek dimana struktur tersebut terdiri dari pola institusi, ekonomi, organisasi sosial, dan etika yang terdapat dalam sektor pertanian dan daerah pedesaan yang berorientasi pada sistim sosial dan ekonomi.
Pertanian Feodalisme dalam pengertian ini dikaitkan dengan “stratifikasi sosial” yang ditandai dengan perbedaan martabat, pendapatan, kekayaan dan kekuasaan.
Ada dua model pertanian feodalistik yaitu feodalisme persewaan dan latufundia (hacienda).
    Feodalisme Persewaan; Penggunaan lahan, pajak atau kekuasaan ekonomi merupakan dasar bagi para pemilik lahan (tuan tanah) untuk menguasai petani dan mereka yang tidak memiliki lahan. Petani dan orang yang tidak berlahan (landless) tidak memiliki pilihan lain untuk mempertahankan hidupnya, sehingga terpaksa membayar sewa yang tinggi. Bagi tuan  tanah, lahan adalah kekayaan untuk disewakan dan sekaligus memberikan martabat dan kekuasaan karena ketergantungan penyewa juga mencakup kehidupan pribadinya dan memaksa penyewa untuk patuh dalam segala keadaan.
    Latufundia adalah pemilikan lahan yang luar biasa luasnya. Saat ini hanya terdapat di negara-negara Amerika Latin. Bentuk yang paling banyak dijalankan adalah hacienda (facenda) yang berasal dari UU kolonial yang memperbolehkan berlangsungnya kerja paksa atau pemberian hadiah lahan bagi jasa kemiliteran. Hacienda juga meliputi padang rumput, perkebunan dan hutan. Penguasa umumnya mendapat pelayanan dari pekerja penyewa, pemukim, penggembala, pengelola dan lain-lain, dan sebaliknya dia juga menyediakan fasilitas-fasilitas sosial ekonomi walaupun dengan standar yang sangat rendah, Hacienda adalah kesatuan sosial dan ekonomi yang sama dengan satu negara kecil, hidup secara swasembada dan memenuhi kebutuhan ekonomi sendiri (autarki) berada di bawah pelindung (patron).
    Didalam pertanian sosialistik, produksi telah diserahkan kepada rakyat dan produksi direncanakan oleh negara. Pertanian kolektif umunya bukan hanya merupakan sistim ekonomi tetapi lebih merupakan pandangan hidup secara keseluruhan, berdasarkan politik, etika atau agama.
    Berdasarkan ideologi sosialistik, pemikiran pribadi atas lahan mengarah pada pemerataan. Pertanian sosialistik memiliki konsepsi bahwa pertanian kecil telah ketinggalan oleh kemajuan teknik dan oleh karena itu harus digabungkan dengan unit-unit ekonomi yang besar. Tujuan jangka panjang dari hal tersebut adalah menghapuskan perbedaan antara pola kehidupan industri dan pertanian yang saat ini belum tercapai, Contoh adalah sistem pertanian kolkhoz di Rusia, pengendalian produksi dibawah pengaruh negara namun negara tidak diharuskan menanggung resiko ekonomi.
    Negara dapat mempengaruhi dan mengarahkan tingkat upah maupun pembentukan dan pengalihan modal dengan menentukan quota pengiriman dan harga. Beberapa kelemahan sistem pertanian sosialistik, dilihat dari sudut pencapaian produksi: 1)Perusahaan tani harus menerima setiap orang yang mencari pekerjaan karenamereka mempunyai hak atas pekerjaan walaupun mereka sebenarnya tidak atau kurang diperlukan, 2)Pengawasan, waktu dan birokrasi sangat komplek, 3)Tingkat produksi relatif rendah jika dibandingkan dengan negara industri.
Demikian pembahasan kami kali ini, semoga artikel pengertian sosiologi pertanian ini bisa menjadi referensi yang berguna dan bermanfaat untuk pembaca. Terima kasih, Selamat belajar dan tetap ikuti sistempengetahuansosial.com.


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Sistempengetahuansosial Updated at: 3:00:00 PM

Cari di Google