klik saja

Sejarah Butta Toa Bantaeng

Posted by

SEJARAH BUTTA TOA BANTAENG

Artikel kami sistem pengetahuan sosial kali ini berisikan tentang informasi sejarah butta toa bantaeng atau yang lebih khususnya membahas sejarah kabupaten bantaeng yang biasa disebut dengan istilah butta toa, Diharapkan artikel ini sejarah butta toa bantaeng dapat memberikan informasi kepada kita semua. Selamat membaca...
    Berbicara mengenai Sulawesi Selatan khususnya, maka sulit untuk tidak mengenang sejarah kerajaan BUTTA TOA ( Bantaeng ) dan tokoh-tokohnya. Demikianlah kenyataan sejarah Butta toa Bantaeng yang melansir bahwa peradaban manusia bermula dari mitologi masyarakat tentang TUMANURUN. Benar atau tidak, hal ini telah terintegrasikan dalam konsepsi masyarakat pendukungnya.
    Kerajaan Butta Toa yang artinya tanah tertua dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua di Sulawesi Selatan. Tokoh TUMANURUN sendiri yang dikenal dalam wilayah kesadaran masyarakat Makassar diturunkan ke bumi untuk mengatur peradaban serta dikenal sebagai manusia yang sangat bijaksana dan Sakti.
    Mitologi TUMANURUN di kalangan masyarakat Makassar sampai saat ini masih dianggap sebagai sebuah kebenaran–meski terus menerus mengalami reduksi—bahkan sesuatu yang sakral. Karena kesakralannya ini Mereka meyakini bahwa di dalamnya ada sebuah kekuatan yang tersimpan.
    Begitu fantastis dan agungnya sejarah Butta Toa Bantaeng dan kebudayaannya di masa lalu, telah memberikan kemajuan peradaban masyarakat Bantaeng yang telah melampaui batas-batas nalar kita. Menjadi soal kemudian adalah, sejauh mana pengetahuan masyarakat Sulawesi Selatan dan Bantaeng khususnya tentang sejarah mereka sendiri?
    Jika berbicara masalah kerajaan BUTTA TOA Bantaeng maka kita tak bisa lepas dari kerajaan – kerajaan yang ada disekitarnya, salah satunya adalah Kerajaan Lembang Gantarang keke, yang dimana ini adalah kerajaan tertua yang pernah ada di Butta toa.
    Lembang Gantarang Keke sebagai sebuah wilayah yang otonom (kerajaan), yang di mana kerajaan ini dibagi menjadi dua bagian yang keduanya tidak bisa dipisahkan, menurut dalam sejarah butta toa bantaeng, kerajaan Lembang dipimpin oleh laki-laki dan kerajaan Gantarang Keke sendiri dipimpin oleh perempuan (istri dari Raja kerajaan Lembang) hal ini tertulis dalam lontara, dan kerajaan ini telah berperan penting dalam membangun tatanan masyarakat di beberapa wilayah di Bantaeng  utamanya di Sulawesi Selatan , hal ini dibuktikan dengan adanya tujuh  belas Situs yang ada di Gantarang Keke dan tiga belas Situs berada dilembang.

    Disatu sisi kerajaan Lembang Gantarang Keke merupakan tempat pertemuan empat kerajaan besar yang ada di sulawesi – selatan yakni kerajaan GOWA, kerajaan BONE, kerajaan LUWU, dan kerajaan BANTAENG sendiri, mereka berkumpul setiap bulan SYA’ban untuk membicarakan masalah ekonomi politik, dan penetapan hari pertama puasa dibulan suci Ramadan dan ini masih dapat kita lihat dengan adanya BABANg- BABANg (tempat masuk) ke-empat raja – raja tersebut. Keberadaan ke-empat raja ini setiap tahunnya selalu mangadakan pesta adat, dan pesta adat ini masih dapat kita lihat sampai sekarang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa kerajaan Lembang Gantarang Keke merupakan akar kebudayaan yang telah berintegrasi dalam wilayah kesadaran masyarakat pendukungnya. Disadari atau tidak, keagungan dan kearifan sejarah dan kebudayaan Lembang Gantarang Keke telah menjadi kekuatan tersendiri dalam menyerap dan mentransformasikan berbagai anasir kebudayaan dari luar yang kemudian berintegrasi dalam sebuah harmonisasi kebudayaan.
    Meski demikian, kekuatan tersebut dewasa ini telah mengalami reduksi struktural. Bahkan secara horisontal, sejarah butta toa bantaeng terlebih kebudayaan Lembang Gantarang Keke terus mengalami alienasi dari masyarakatnya sendiri. Kondisi ini semakin diperparah oleh adanya kecenderungan terjadinya proses politisasi sejarah dan kebudayaan. Hal ini tentunya juga akan menjadikan sejarah dan kebudayaan Lembang Gantarang Keke mengalami keterasingan dari pusat kesadaran masyarakat Bantaeng dan Lembang Gantarang Keke sendiri.
Sejarah 'Butta Toa Bantaeng

    Berpijak pada kondisi di ataslah, maka masyarakat dan pemangku adat Lembang Gantarang Keke merasakan perlunya suatu langkah yang tepat untuk mendokumentasikan kembali serpihan-serpihan sejarah tersebut.
    Hal ini bertujuan untuk mereuni memori masyarakat Sulawesi Selatan akan sejarahnya sendiri, yang pada gilirannya dapat dijadikan aset nasional dalam mengisi pembangunan dengan kerangka otonomi daerah untuk menjadi acuan konsep pemerintahan, juga berfungsi sebagai investasi intelektual bagi generasi selanjutnya.
    Selain disebabkan alasan di atas, alasan lain yang tak kalah pentingnya adalah berhamburannya referensi tertulis dan non tertulis serta semakin hilangnya saksi-saksi sejarah. Dan kami sistem pengetahuan sosial telah menemukan formulasi yang betul-betul unik dalam upaya revitalisasi sejarah butta toa Bantaeng di masa lalu dalam bentuk sebuah ensiklopedi. Sebuah langkah fenomenal tentunya, di tengah sepinya referensi yang akan dapat bertutur lengkap dan padat akan nilai dari sebuah sejarah.
    Dan yang tak kalah pentingnya adalah perhatian pemerintah akan peninggalan – peninggalan sejarah butta toa , karena masih banyak peninggalan sejarah yang ada di kabupaten bantaeng seakan – akan terabaikan dan teracuhkan .
Sejarah yang sejati tak akan membuat demarkasi antara dua kenyataan hidup kontras, akan tetapi lebih dari itu, persoalan sejarah adalah persoalan pergulatan nilai itu sendiri.
Demikian pembahasan kami kali ini, semoga sejarah butta toa bantaeng yang singkat ini bisa menjadi referensi yang berguna dan bermanfaat untuk pembaca. Selamat belajar dan tetap ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/



FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Sistempengetahuansosial Updated at: 3:00:00 PM

Cari di Google