klik saja

ERLANGGA Raja Yang Dermawan di Jawa

Posted by

Benarkah ERLANGGA Raja Yang Dermawan di Jawa?

Kali ini dalam sistem pengetahuan sosial, kita akan mempelajari tentang erlangga raja yang dermawan di jawa. erlangga merupakan menantu dari raja dharmawangsya, erlangga berjuang untuk menjadi raja jawa menggantikan mertuanya ditengah kekacauan dan menghentikan kekacauan itu. Nah untuk itu mari kita melanjutkan membaca artikel tentang erlangga raja yang dermawan di jawa berikut ini.
Sepeninggal Dharmawansya keadaan di Jawa menjadi kacau-balau. Oleh karena tidak ada raja, setiap orang ingin memegang kekuasaan. Bertahun-tahun lamanya perampokan dan pertengkaran merajalela, akhirnya lenyaplah kemakmuran negara. Penduduk tidak dapat bekerja disawah, karena keadaan tidak aman. Makin lama keadaan makin bertambah buruk. Dimana-mana penduduk terancam oleh bahaya kelaparan. Berhubung dengan itu bagaimanapun juga keadaan yang buruk itu harus berubah.
Sementara itu banyak orang masih ingat akan zaman yang berbahagia, ketika Dharmawangsya masih bertahta. Pada waktu itu keadilan dan tata tertib dijaga dengan sungguh-sungguh. Dharmawangsya-lah yang mengadakan kitab undang-undang bagi rakyat. Tetapi apa gunanya kitab undang-undang itu, jika tidak ada raja yang adil, yang berani menghukum setiap orang yang melanggar undang-undang itu. Sebab itu di Jawa harus ada pula seorang raja yang kuasa mengembalikan damai dalam negeri.
Ketika istana Dharmawangsya dibakar habis-habisan dan baginda tewas, menantunya bernama Erlangga dapat melarikan diri. Meskipun ia dapat menyelamatkan diri, tetapi tak ada lagi harta sedikitpun padanya. Ia mengembara dalam hutan, diiringi seorang teman yang setia bernama Narottama. Kedua sahabat karib itu hidup dalam kemiskinan. Yang dimakannya hanya makanan yang didapatnya dipadang serta dihutan, dan pakaiannya kulit kayu.
Dalam pada itu masih ada juga beberapa orang rakyat Dharmawangsya yang telah lanjut umurnya, yang teringat kepada Erlangga, menantu baginda yang masih muda itu. Apabila didengarnya bahwa Erlangga masih hidup, mereka lalu ingin mengangkat Erlangga menjadi raja, supaya ia dapat meneruskan pekerjaan Dharmawangsya yang murah hati itu. Erlangga pun berkenan meluluskan permintaan itu. Oleh karena kemauan rakyat mentuanya almarhum yang setia itu, sangguplah Erlangga melindungi mereka terhadap perampok-perampok dan pengacau-pengacau. Erlangga lalu mendirikan sebuah keraton kecil dekat Pasuruan dan Narottama yang setiawan itu diangkat menjadi patih.
Tetapi tidak mudah orang mengembalikan keamanan dan ketertiban di Jawa. Beberapa raja kecil-kecil mendapat kesempatan baik untuk mencari untung dari pecahnya kerajaan Dharmawangsya. Sejak itu mereka dapat berbuat sekehendak hatinya. Sementara itu rakyat insaf juga akan keadaan itu. Rakyatlah yang selalu menjadi kurban dari pada perselisihan dan pertempuran raja-raja yang tiada berkeputusan itu. Rumah-rumah mereka sering dibakar dan hasil bumi dibinasakan. Disamping itu kadang-kadang petani-petani harus membayar pajak kepada beberapa raja, karena tiap-tiap raja beranggapan, bahwa desa itu masuk jajahannya. Berhubung dengan itu kita mudah mengerti, apa sebabnya rakyat memihak kepada Erlangga, sedangkan raja-raja yang banyak itu menantangnya. Selain dari rakyat Erlangga mendapat bantuan juga dari tempat lain, yaitu dari Bali, tempat kelahirannya. Ayahnya dulu menjadi raja disitu. Berkat bantuan itu akhirnya dengan susah payah Erlangga dapat membentuk pemerintahan yang teratur di Jawa Timur. Kediri lalu dijadikan ibukota kerajaan yang baru itu.
Setelah tatatertib dan keamanan tertanam kembali, ternyata bahwa Erlangga menjadi raja itu sekali-kali tidak untuk kepentingan diri sendiri. Bersama-sama dengan patih Narottama ia berusaha sekuat-kuatnya untuk memajukan kesejahteraan rakyat, antara lain membuat pematang sungai Brantas. Setiap tahun sungai itu banjir dan mendatangkan banyak kerugian. Bukannya tanam-tanaman saja yang rusak, rumah dan ternakpun sering hanyut dan orangpun banyak yang mati lemas. Erlanggalah yang kuasa memperbaiki keadaan itu. Oleh karena itu pematang yang dibuatnya itu, palung sungai menjadi tetap. Sejak itu rakyat tidak usah takut lagi akan banjir yang datang dengan sekonyong-konyong dan menghanyutkan hasil bumi serta ternaknya.
Lain dari pada itu pematang sungai Brantas itu mendatangkan keuntungan yang lain. Oleh karena palung sungai menjadi tetap, air sungai lalu mengalir dengan teratur, sehingga sungai dapat dilayari perahu-perahu. Sebelum ada pematang sungai acapkali amat dangkal airnya, sehingga tidak dapat dilayari. Ujunggaluh  yang terletak dimuara sungai Brantas, kemudian menjadi bandar yang ramai, dari Kalimantan kapal-kapal membawa kapur barus dan dari Maluku rempah-rempah, serta dari Sulawesi datang untuk berdagang.
Kapal-kapal yang dari Tiongkok dan India membawa sutera, porselin dan kain tenunan. Apabila kapal-kapal tadi berlayar kembali, memuat barang dari Maluku dan pulau-pulau Indinesia lainnya. Adapun barang-barang yang didatangkan untuk kerajaan Kediri setiba di Ujunggaluh lalu dipindahkan dalam perahu-perahu sungai, yang berlayar kehulu sungai Brantas menuju kedaerah pedalaman. Perniagaan yang ramai itu tak lain dan tak bukan ialah hasil usaha Erlangga juga.
Bukan itu saja usaha Erlangga, masih banyak lagi usahanya. Karena banjir yang datang setiap tahun itu, tanah yang luas-luas menjadi rawa. Setelah ada pematang, rawa-rawa tadi lalu dikeringkan dan menjadi sawah. Oleh karena itu bertambahlah banyaknya sawah yang subur-subur. Sejak itu Jawa Timur dapat mengeluarkan banyak beras kedaerah-daerah Indonesia lainnya, misalnya ke Maluku. Beras tadi ditukarkan dengan rempah-rempah dan barang lainnya.
Pemerintahan Erlangga yang bijaksana itu hanya mendatangkan kemakmuran bagi rakyat, tetapi rakyatnya dididik supaya percaya kepada diri sendiri. Hal ini dapat kita pahamkan dalam kesusasteraan. Kita masih ingat, bahwa kitab yang pertama terbit dalam bahasa Jawa Kuno, ialah cerita salinan dari Mahabharata, dalam pemerintahan Dharmawangsya. Pada waktu yang kacau sepeninggal Dharmawangsya tak mungkin orang dapat belajar atau menghasilkan kesusasteraan. Erlangga jugalah yang kuasa mengubah keadaan itu. Ia memberi dorongan kepada rakyat, supaya melanjutkan usaha Dharmawangsya itu, yakni mengganti kesusasteraan Sangsekerta dan mengarang kesusasteraan Jawa. Oleh karena usaha tadi, maka pada zaman Erlangga terbitlah kekawin Ardjunawiwaha. Adapun syair yang tertulis dalam bahasa Jawa Kuno itu, sungguhpun bahannya terkutip dari Mahabharata, tetapi bukan terjemahan semata-mata. Ardjunawiwaha ialah kekawin Jawa Kuno yang pertama yang asli. Isinya terkenal dalam wayang sebagai lakon Mintaraga.
Menurut uraian tersebut, pemerintahan Erlangga penting sekali artinya bagi bangsa Jawa. Tempat yang kacau dan tidak aman dijadikan negara yang damai dan sentosa. Rakyat yang mula-mula kekurangan makanan, lalu menghasilkan padi yang melimpah. Karena jasanya sudah sepatutnya Erlangga disebut raja yang dermawan di Jawa.
Demikian artikel kami tentang erlangga raja yang dermawan di jawa, semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca. Terima kasih dan tetap ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.
ERLANGGA Raja Yang Dermawan di Jawa


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Sistempengetahuansosial Updated at: 5:00:00 PM

Cari di Google