klik saja

CANDI BOROBUDUR Riwayat dan Paham Budha

Posted by

CANDI BOROBUDUR

Kali ini dalam sistem pengetahuan sosial, kita akan mempelajari candi borobudur riwayat dan paham budha. kami berharap arikel ini dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca. Selamat menyimak candi borobudur riwayat dan paham budha berikut ini.

Riwayat dan Paham Budha

Bangunan-bangunan di candi Prambanan bukan satu-satunya monumen dari zaman-zaman Hindu di Jawa Tengah, maupun di Jawa Timur, masih banyak monumen-monumen lainnya, misalnya di Dieng, disekitar Singasari dan sebagainya. Tetapi bangunan-bangunan tadi semuanya bukan makam, walaupun sama namanya, yakni candi. Dekat Magelang umpamanya ada candi bernama Borobudur. Monumen ini bukan tempat pemakaman raja-raja Mataram atau kerajaan-kerajaan Hindu lainnya. Sebab didalam candi itu tidak ada Syiwa, Wisnu atau dewa-dewa Hindu lainnya. Bangunan tersebut tidak didirikan guna menghormati dewa-dewa Hindu melainkan Buddha serta ajarannya.
 Lebih kurang pada tahun 550 sebelum Masehi. Disebuah kerajaan kecil di India sebelah utara lahirlah seorang anak raja, bernama Siddharta. Baru saja ia dilahirkan, ternyatalah, bahwa ia seorang anak yang luar biasa. Baru berumur beberapa hari saja, ia telah pandai berkata. Lain dari pada itu ia amat kuat. Ketika ia masih kanak-kanak dengan jari kakinya dapat melemparkan seekor gajah melalui tujuh buah tembok.
 Anak yang ajaib itu hidup dalam kemewahan dan kelimpahan dalam istana ayahnya. Belum pernah ia mengalami kesukaran. Segala kehendaknya diluluskan oleh orang tuanya. Tak pernah ia kekurangan suatu apa. Sungguhpun demikian ia tidak merasa hidup berbahagia. Terasa dalam hatinya, bahwa didunia ini ada sesuatu hal yang kurang baik. Ia makan dan minum sepuas-puasnya, ia pergi berburu dan bersenang-senang. Lain dari pada itu ia tak usah bekerja. Tetapi disamping itu banyak sekali orang yang terpaksa bekerja berat seumur hidup. Walaupun demikian mereka selalu hidup dalam kemiskinan, bahkan kadang-kadang mereka kelaparan. Pertentangan antara bahagia serta kemewahan beberapa orang dengan penderitaan serta kemiskinan orang-orang lain menambah perasaan kurang senang dalam hati Siddharta. Hanya dengan susah payah ia dapat melaraskan diri kepada perbedaan kasta yang sekeras itu. Selama masih ada perbedaan kasta, pertentangan antara orang-orang tentu tak akan lenyap. Dalam agama Hindupun banyak didapatinya hal-hal yang salah. Dewa-dewa yang murah hati itu tidak patut membiarkan orang miskin tetap hidup dalam kemiskinan, sedang orang-orang yang kaya tidak tahu lagi apa yang harus dibuatnya dengan harta-bendanya yang amat banyak itu.
 Pada suatu hari rajaputera Siddharta pulang berburu Ditengah jalan ia melihat seorang minta-minta yang kelaparan serta kotor, dan badannya luka-luka. Ia amat terharu, karena melihat pertentangan antara penderitaan orang itu dengan kemewahannya. Akhirnya ia hendak meninggalkan segala kekayaannya dan mengembara seorang diri didunia. Bahkan anak istrinyapun ditinggalkannya juga. Ia mengembara tidak membawa barang sedikitpun dan berpakaian compang-camping. Ia hidup dari pemberian dana. Kadang-kadang berhari-hari tak ada sedikitpun yang dimakannya. Tetapi hal semacam itu tidak diindahkannya. Ia hanya mencari paham yang benar. Ia selalu berpikir-pikir dibaeeah beringin, ia lalu mendapat ilham. Manusia hanya dapat menjadi berbahgia, apabila ia hidup baik dan tidak menyusahkan orang lain. Ia harus tulus dan jujur. Ia tidak boleh mengumpat. Ia tidak boleh berselisih dan berkelahi.
 Apa saja yang dilakukannya harus baik maksudnya. Keuntungan yang diperoleh dengan jalan menyengsarakan orang lain, tak akan kekal adanya. Manusia harus insaf benar akan hal-hal tersebut, apabila ia ingin berbahagia. Supaya orang dapat mengetahui kebenaran dan kelakuan yang baik, ia harus memikirkan tentang soal-soal hidup.
 Kemudian dimana-mana Siddharta menyebarkan pahamnya itu kepada orang banyak. Ia tinggal dalam sebuah pondok di Taman Rusa kerajaan di Benares, ditepi sungai Gangga. Pada masa itu Benares sudah sejak lama menjadi kota suci bagi bangsa Hindu, seperti Mekah sekarang ini bagi umat islam. Berduyun-duyun orang yang menjadi penganutnya. Mereka lalu menyebarkan paham itu kepada orang-orang lain. Siddharta dihormati mereka laksana dewa dan disebut Buddha, artinya orang yang telah mendapat budi. Selanjutnya paham yang baru itu disebut agama Buddha.
 Berabad-abad lamanya agama Buddha itu disiarkan sampai kedaerah-daerah yang jauh diluar india. Di Siam dan Birma hingga sekarang agama Budha-lah yang terbanyak pemeluknya. Indiapun beberapa lama dipengaruhi oleh agama Buddha. Tetapi selangkah demi selangkah hilanglah pengaruh itu. Adapun sebabnya ialah desakan sistim kasta di India. Dalam agama Buddha tidak ada perbedaan antara sesama manusia. Oleh karena itu maka timbullah pertentangan antara agama Buddha dan agama Hindu yang bersistim kasta. Akhirnya agama Buddha kehilangan sebagian besar penganutnya.
 Di Jawa dan Sumatera pun timbul juga perselisihan antara agama  Buddha agama Hindu. Tetapi betapa besar pengaruh agama Buddha dahulu dipulau Jawa, dapat dibuktikan oleh candi Borobudur yang masih berdiri dengan megahnya di Jawa Tengah sampai sekarang. Adapun monumen ini didirikan kira-kira 80 M. Pemeluk agama Buddha dahulu kala banyak yang pergi berziarah ke candi Borobudur. Sambil berjalan sepanjang selasar-selasar bangunan itu, mereka dapat melihat lukisan pahatan, yang menggambarkan berbagai peristiwa dalam kehidupan Sang Budha.
Demikianlah orang-orang yang berziarah itu seolah-olah diajak mengikuti jejak ,,mahaguru’’ yang mulia itu, agar supaya dapat mencapai budi yang ulung.

Demikian postingan kami tentang candi borobudur riwayat dan paham budha. Terima kasih dan tetap ikuti http://sistempengetahuansosial.blogspot.com/.

CANDI BOROBUDUR Riwayat dan Paham Budha


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Sistempengetahuansosial Updated at: 5:30:00 PM

Cari di Google