klik saja

BANGSA PORTUGIS DAN SULTAN TERNATE

Posted by

PENGARUH PORTUGIS DI KESULTANAN KERAJAAN TERNATE

Kali ini dalam sistem pengetahuan sosial, kita akan mempelajari bangsa portugis dan sultan ternate, dalam hal ini pengaruh portugis di kesultanan kerajaan ternate. Selamat membaca bangsa portugis dan sultan ternate dibawah ini.

Bangsa Portugis di Indonesia

Kira-kira tahun 1550 Sultan Khairun menjadi raja Ternate. Pada dewasa itu kerajaan Ternate merupakan kesultanan yang terbesar di Maluku. Sebab itu bangsa Portugis harus bersahabat dengan sultan Ternate, supaya mereka dapat berniaga disitu. Mereka lalu membuat perjanjian persahabatan dan perjanjian penyerahan rempah-rempah. Tetapi sungguhpun sudah ada perjanjian, seorang juga timbul kesukaran.

Adapun Sultan Khairun ialah seorang seorang muslim yang saleh sekali. Ia tidak setuju dengan perbuatan bangsa Portugis yang berusaha menyebarkan agama Kristen. Mereka hendaknya hanya beniaga saja. Tetapi kita telah tahu, bahwa bangsa Portugis ingin juga menyebarkan agama Kristen. Meskipun umumnya kedua pihak tadi tidak mau mengemukakan urusan agama dan hanya memusatkan segenap perhatian kepada perniagaan, tetapi sekali-sekali timbul juga perselisihan. Alangkah sukarnya menyelesaikan perselisihan itu! Oleh karena itu mereka selalu curiga-mencurigai.

Keadaan ini makin lama makin buruk, karena bangsa Portugis semakin lama semakin banyak permintaannya kepada Sultan Khairun yang mengenai perdagangan. Mereka mendesak, supaya penyerahan rempah-rempah lebih banyak dari pada yang ditetapkan dalam perjanjian. Lain dari pada itu mereka senantiasa mendesak, supaya harga rempah-rempah diturunkan. Apabila orang Ternate menjual rempah-rempahnya kepada pedagang-pedagang lainnya, supaya mendapat harga yang memuaskan, lalu dirintangi oleh bangsa Portugis dengan kekerasan. Dalam tahun 1570 perselisihan itu meningkat dan akhirnya Sultan Khairun ditangkap oleh Gupernur Portugis. Setelah ia sanggup membuat perjanjian baru, ia lalu dilepaskan. Gupernur Portugis dan Sultan Khairun lalu bersumpah akan menyisihkan segenap perselisihan, dan selanjutnya hidup sebagai dua orang sahabat. Tetapi keesokan harinya Sultan Khairun tewas, karena dibunuh oleh kaki-tangan Gupernur Potugis.

Babullah, putera Sultan Khairun, merasa ngeri dan marah sekali karena perbuatan yang kejam itu, sebab itu ia segera mengerahkan rakyat Ternate untuk mengusir bangsa Portugis. Empat tahun lamanya perjuangan berkobar-kobar. Akhirnya Babullah menang dan bangsa Portugis terpaksa meninggalkan Ternate.
Kemenangan Babullah itu mematahkan kekuasaan bangsa Portugis di Maluku. Beberapa lama mereka masih dapat mempertahankan diri di Tidore, yang rajanya bermusuhan dengan Sultan Ternate. Tetapi kemudian mereka terpaksa juga meninggalkan Tidore. Setelah bangsa Portugis dienyahkan dari Maluku, kekuasaan Ternate bertambah lama bertambah besar. Kira-kira tahun1580 Sultan Babullah merajai kepulauan yang tidak kurang dari 72 buah banyaknya. Daerahnya membentang dari Mindanao (Pilipina) diutara sampai Bima diselatan dan dari Irian Timur sampai Sulawesi dibarat.

Enyahnya bangsa Portugis dari Maluku tidak berarti, bahwa riwayat mereka di Indonesia sudah tamat. Sampai sekarang sebagian dari Timor masih dibawah kekuasaan Portugis. Lain dari pada itu pengaruh mereka masih kelihatan pada pelbagai hal. Dipulau Sawu dan Roti kaum laki-laki kini masih memakai topi yang serupa topi bangsa Portugis dahulu kala. Dalam spada, yaitu pencak orang Ternate yang memakai pedang, masih nampak tari Portugis. Pun dalam lagu kroncong masih terdengar berbagai lagu Portugis yang lama. Tetapi pengaruh bangsa Portugis yang amat jelas terdapat dalam bahasa Melayu, yang sekarang disebut bahasa Indonesia.

Di Indonesia tiap-tiap suku bangsa mempunyai bahasa sendiri, misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, Madura, Bali, Bugis, Makassar, Aceh dan lain-lainnya. Salah satu dari bahasa-bahasa di Indonesia itu ialah bahasa Melayu, yakni bahasa anak negeri di Sumatera Timur, Riau dan di Semenanjung. Kita sudah tahu bahwa kota Malaka dikesultanan Johor dahulu menjadi bandar yang amat penting, yang dikunjungi oleh berbagai bangsa dari Indonesia dan orang-orang asing lainnya. Tiap-tiap bangsa mempunyai bahsa sendiri. Agar supaya mereka dapat saling mengerti, mereka lalu memakai bahasa perantaraan, yaitu bahasa orang Malaka, yakni bahasa Melayu.

Dari bangsa-bangsa asing itu bangsa Indonesia mengenal berbagai benda yang baru. Untuk menyebut benda-benda baru itu bahasa Melayu belum mempunyai kata-katanya. Supaya menjadi mudah, bangsa Indonesia menyebut benda-benda baru itu dengan kata-kata orang tadi. Oleh karena itu bahasa Melayu kemudian bercampur dengan kata-kata dari bahasa Arab, Parsi, Tionghoa, Portugis dan lain-lainnya. Itulah sebabnya maka dalam bahasa Melayu terdapat kata-kata Portugis. Menilik kata-kata Portugis itu dapat kita ketahui apa yang dikenal orang Indonesia ari orang Portugis. Kata-kata itu meliputi berbagai lapangan, misalnya tentang makanan (mentega, keju) tentang pakaian (sepatu, kemeja), tentang ilmu perang (meriam, serdadu, peluru), tentang rumah tangga (jendela, meja, lemari, garpu) dan sebagainya. Berhubung dengan adanya kata gereja dalam bahasa Melayu, dapat kita tetapkan, bahwa orang Portugislahlah yang pertama sekali menyebarkan agama Kristen disini.

Bahasa-bahasa asing itu memperkaya bahasa Melayu. Kemudian bahasa Melayu patut sekali menjadi bahasa perantaraan disamping bahasa-bahasa lainnya di Indonesia. Selangkah demi selangkah bahasa Melayu menjadi sempurna, dan akhirnya menjadi bahasa kesatuan di Indonesia dan disebut bahasa Indonesia.
Demikian artikel tentang bangsa portugis dan sultan ternate, pengaruh portugis di kesultanan kerajaan ternate. Semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk pembaca. Terima kasih, dan tetap ikuti kami di http://www.sistempengetahuansosial.com/.

BANGSA PORTUGIS DAN SULTAN TERNATE


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Sistempengetahuansosial Updated at: 6:30:00 PM

Cari di Google